Kilasinformasi.com, 1 Maret 2025, – Tubuh yang Memperbaiki Diri: Kunci Menua Sehat, Di sebuah desa kecil di Okinawa, Jepang, seorang pria berusia 90 tahun masih bisa menari dengan lincah di pesta pernikahan cucunya. Meskipun kulitnya tidak selembut dulu, semangat hidupnya tetap tak tergerus usia. Apa rahasianya? Pola makan yang sederhana namun disiplin. Banyak dari orang-orang lanjut usia di sana menjalani kebiasaan yang unik, seperti makan hingga tidak kenyang dan terkadang melewatkan satu atau dua kali makan dalam seminggu.
Di sisi lain, kita hidup di tengah gaya hidup serba cepat: makan kapan saja, ngemil sepanjang waktu, dan stres yang tak ada habisnya. Akibatnya, penuaan datang lebih cepat daripada yang kita sadari. Namun, tahukah Anda bahwa tubuh sebenarnya memiliki cara alami untuk melawan penuaan dan memperbaiki dirinya sendiri? Salah satu caranya adalah melalui puasa intermiten dan autophagy.
Baca Juga, Kilasinformasi : Rahasia Awet Muda dan Panjang Umur: Mengungkap Kekuatan Usus Sehat untuk Hidup Lebih Lama
Apa yang Mempercepat Penuaan?
Penuaan lebih dari sekadar kulit yang mulai keriput dan rambut yang memutih. Di dalam tubuh, ada proses yang kompleks, di mana sel-sel mulai kehilangan kemampuan untuk beregenerasi dengan baik. Beberapa faktor yang mempercepat proses penuaan adalah:
- Kebiasaan Makan Berlebihan – Bayangkan tubuh kita seperti dapur yang terus menerus beroperasi tanpa jeda. Tidak ada waktu bagi sel-sel untuk membersihkan diri dan melakukan perbaikan.
- Radikal Bebas dan Inflamasi – Polusi, makanan tinggi gula, serta stres dapat mempercepat kerusakan sel tubuh.
- Kurang Tidur dan Stres Kronis – Kurang tidur dan stres yang berkepanjangan dapat memicu gangguan hormonal, yang berujung pada penuaan dini.
Puasa Intermiten: Jeda yang Memberikan Manfaat Besar
Pernahkah Anda berpikir tentang tubuh yang terus bekerja tanpa istirahat? Lama-kelamaan, tubuh bisa jadi kelelahan dan tidak mampu berfungsi optimal. Begitu juga tubuh kita saat terus menerus diberi makanan tanpa memberi waktu untuk “istirahat.”
Baca Juga, Kilasinformasi : Revitalisasi Sel & Mitokondria: Kunci Panjang Umur dan Vitalitas
Puasa intermiten (intermittent fasting) adalah metode makan dengan memberi tubuh waktu untuk beristirahat dari proses pencernaan. Metode yang paling populer adalah 16:8, yakni berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela 8 jam. Penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat:
- Mengurangi stres oksidatif, yang menjadi pemicu utama penuaan dini.
- Meningkatkan sensitivitas insulin, yang membantu metabolisme tubuh.
- Memicu autophagy, proses alami di mana tubuh membersihkan dan mengganti sel-sel rusak.
Autophagy: Sistem Pemulihan Alami Tubuh
Autophagy adalah proses di mana tubuh memecah sel-sel tua atau rusak dan menggantinya dengan yang baru. Ini adalah cara tubuh menjaga dirinya sendiri—sebuah sistem daur ulang alami. Yoshinori Ohsumi, ilmuwan asal Jepang yang memenangkan Nobel pada 2016, menemukan bahwa puasa bisa memicu autophagy. Artinya, saat tubuh tidak menerima asupan makanan, tubuh akan membersihkan dan mengganti sel yang sudah rusak.
Bahaya Jika Puasa Intermiten Tidak Dilakukan dengan Benar
Meskipun banyak manfaat, puasa intermiten harus dilakukan dengan hati-hati. Berikut beberapa risiko yang harus diperhatikan:
- Pusing dan Lemas – Jika tubuh belum terbiasa, Anda mungkin merasa lemas terutama di awal puasa.
- Gangguan Pencernaan – Perubahan pola makan dapat menyebabkan sembelit atau perut kembung.
- Makan Berlebihan Saat Berbuka – Beberapa orang malah “balas dendam” makan terlalu banyak saat berbuka, yang justru mengurangi manfaat puasa.
- Gangguan Hormonal pada Wanita – Puasa yang terlalu ketat bisa mengganggu keseimbangan hormon pada wanita.
Siapa yang Bisa Melakukan Puasa Intermiten?
Baca Juga : Kilasinformasi : Rahasia Umur Panjang: Mengapa Mereka Bisa Hidup Lebih Lama?
Cocok untuk:
- Orang sehat yang ingin memperbaiki metabolisme tubuh dan memperlambat penuaan.
- Mereka yang ingin mengontrol gula darah dan mengurangi peradangan.
- Individu yang ingin meningkatkan fokus dan energi.
Sebagai Pertimbangan untuk Dihindari:
- Wanita hamil atau menyusui.
- Penderita diabetes atau gangguan gula darah tanpa pengawasan medis.
- Orang dengan riwayat gangguan makan.
- Individu yang memiliki masalah hormon serius.
Tips Aman Memulai Puasa Intermiten:
Jika Anda baru mencoba puasa intermiten, berikut beberapa tips agar Anda bisa memulai dengan aman:
- Mulai dengan Metode 12:12 – Puasa selama 12 jam dan makan dalam jendela 12 jam. Misalnya, makan sarapan pukul 8 pagi dan makan malam pukul 8 malam.
- Beralih ke 16:8 Secara Bertahap – Setelah tubuh terbiasa, kurangi jendela makan menjadi 8 jam.
- Tetap Terhidrasi – Minum air putih atau teh herbal selama puasa untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
- Perhatikan Kualitas Makanan – Saat berbuka, pilihlah makanan yang kaya protein, lemak sehat, dan serat untuk memberi tubuh energi yang cukup.
Kesimpulan: Memberi Waktu Tubuh untuk Memperbaiki Diri
Puasa intermiten dan autophagy bukan hanya tren yang datang dan pergi, tetapi bagian dari cara tubuh kita berfungsi secara alami. Dengan memberi tubuh kesempatan untuk beristirahat dan memperbaiki diri, kita dapat memperlambat penuaan dan menjaga kesehatan sel-sel tubuh. Puasa tidak hanya memberi manfaat bagi tubuh, tetapi juga bagi otak dan sistem metabolisme kita.
Di artikel selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana puasa dapat meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit degeneratif. Jadi, tunggu informasi menarik lainnya!
Penulis : apt. Ike Ari Priyanti S.Si, M.M, M.Farm, Ahli Kesehatan dan Farmasi