Kilasinformasi.com, 8 Maret 2025 – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kembali menegaskan komitmennya dalam mempercepat penurunan kemiskinan melalui program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada pelatihan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Kemensos berusaha membuka peluang bagi masyarakat agar dapat mengakses kehidupan yang lebih baik dan terlepas dari jerat kemiskinan.
“Kita ingin kerja sama ini bisa membantu menurunkan angka kemiskinan dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Ini adalah tujuan utama kami,” ujar Gus Ipul saat mengunjungi Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (7/3/2025). Dalam acara tersebut, Kemensos memberikan pelatihan dan alat usaha untuk membuka usaha warmindo dan es krim keliling kepada 30 warga yang telah melalui proses asesmen.
Baca Juga, Kilasinformasi : Kemensos Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 275 Warga Jawa Barat
Program pelatihan ini tidak hanya dilakukan oleh Kemensos, namun juga didukung oleh perusahaan besar seperti PT Indofood Sukses Makmur dan PT Diamond Food Indonesia, yang turut menyuplai bahan baku dan peralatan usaha. Gus Ipul menjelaskan bahwa pilihan usaha yang diberikan disesuaikan dengan potensi dan keinginan masyarakat setempat, yang cenderung tertarik untuk memulai usaha di sektor kuliner.
“Di sini, kebanyakan masyarakat ingin berjualan, khususnya dalam bidang makanan dan minuman. Kami memberikan pelatihan agar mereka bisa berjualan dengan baik dan memiliki usaha yang berkelanjutan,” ujar Gus Ipul.
Salah satu aspek penting yang ditegaskan oleh Gus Ipul adalah bahwa pemberdayaan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan dan pemberian alat usaha. Ia mengungkapkan bahwa Kemensos bersama Pemerintah Desa Cangkuang Wetan akan terus mendampingi para penerima manfaat agar mereka dapat mengembangkan usaha secara mandiri. “Kami ingin program ini berkelanjutan. Kami tidak hanya datang, memberikan bantuan, dan kemudian pergi. Kunci keberhasilan ada di dukungan berkelanjutan, terutama dari kepala desa,” jelas Gus Ipul.
Selain program pemberdayaan ekonomi, Gus Ipul juga memperkenalkan inisiatif pengelolaan limbah sampah yang melibatkan Universitas Pasundan. Sampah, baik yang organik maupun anorganik, akan diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti gas, bensin, pupuk, pakan ternak, bahkan batu bata. “Kami ingin menjadikan desa ini mandiri dalam energi dan pangan, sehingga ekonomi lokal bisa bergerak lebih dinamis,” tambah Gus Ipul.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, Gus Ipul berharap perekonomian lokal bisa berkembang pesat. “Jika produk yang dihasilkan bisa laku di pasaran, masyarakat bisa bekerja, dan perekonomian desa berjalan, maka kemiskinan akan berkurang,” ujar Gus Ipul.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Melawati, seorang warga Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, yang menjadi contoh sukses dari program Kemensos. Melawati, yang sebelumnya merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH), kini telah berhasil merintis usaha seblak dan bakso di depan rumahnya. Berkat bantuan alat usaha dari Kemensos, ia kini memiliki dua karyawan dan mampu menghasilkan hampir Rp6 juta per bulan. “Alhamdulillah, setelah mendapatkan bantuan dari Kemensos, ekonomi keluarga saya meningkat. Sekarang saya bisa memberdayakan orang lain, dan tidak lagi bergantung pada bansos,” ujar Melawati.
Melawati juga menginspirasi para peserta pelatihan lainnya untuk berusaha mandiri dan menjadi bagian dari kelompok Usaha Wanita Tangguh (Kuwatan) yang ia dirikan bersama teman-temannya yang juga lulus dari PKH.
Baca Juga, Kilasinformasi : Kemensos Perkuat Persediaan Lumbung Sosial di Palembang untuk Siaga Bencana
Salah satu peserta pelatihan, Hasanudin (26), mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan. Hasanudin yang sebelumnya di-PHK dari pekerjaannya kini memulai usaha sendiri berkat pelatihan dan alat yang diberikan oleh Kemensos. “Saya sangat senang mendapat bantuan dari Kemensos. Semoga usaha ini berkembang dan bisa membuka cabang di masa depan,” harap Hasanudin.
Di Desa Cangkuang Wetan, tercatat 5 keluarga dengan 14 anggota yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Sementara di Kecamatan Dayeuhkolot, terdapat 39 keluarga miskin ekstrem dengan 102 individu. Kemensos juga memberikan bantuan kepada 1.144 keluarga penerima PKH dan 2.429 keluarga penerima Bansos Sembako di daerah tersebut.
sumber Kementrian Sosial