Kilasinformasi.com, 13 Maret 2025, – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya untuk meningkatkan kualitas armada kapal perikanan Indonesia. Salah satu langkah besar yang sedang dilakukan adalah modernisasi kapal-kapal perikanan, menggantikan bahan kayu yang umum digunakan dengan besi atau baja. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi standar keselamatan dan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, mengungkapkan bahwa sekitar 65% kapal perikanan di Indonesia berusia lebih dari 10 tahun dan sebagian besar masih menggunakan bahan kayu. “Sekitar 95% kapal yang terdaftar di KKP terbuat dari kayu,” jelas Latif. Meskipun kapal kayu lebih murah dalam pembuatannya, penggunaan bahan ini membawa berbagai tantangan, terutama terkait dengan lingkungan, seperti deforestasi, serta kualitas kapal yang tidak memenuhi standar internasional.
Baca Juga, Kilasinformasi : Terungkap! KKP Musnahkan 63 Ekor Ikan Predator Berharga Rp 68 Juta di Jakarta Timur
Kapal-kapal kayu umumnya memiliki usia pakai antara 15 hingga 20 tahun, tergantung perawatannya. Namun, meskipun cukup tangguh, kapal kayu cenderung dibangun secara tradisional, tanpa memperhatikan standar kelaikan laut, kemampuan menangkap ikan, serta penyimpanan hasil tangkapan. “Dampak jangka panjangnya, seperti deforestasi, berisiko meningkatkan emisi karbon di Indonesia. Selain itu, kapal kayu yang sudah berusia lebih dari 10 tahun perlu segera diganti,” tambah Latif.
Mengganti bahan kayu dengan besi atau baja dinilai sebagai solusi jangka panjang untuk menciptakan armada kapal yang lebih berkelanjutan dan memenuhi standar kapal perikanan yang ideal. Latif menjelaskan, kapal dengan bahan dasar besi tidak hanya lebih kuat, tetapi juga lebih tahan lama dan memenuhi standar keselamatan serta kebersihan yang lebih baik, penting untuk menjaga kualitas ikan yang dihasilkan.
Selain itu, banyak kapal perikanan Indonesia yang saat ini menggunakan mesin darat yang dimodifikasi, bukan mesin laut standar. Mesin non-marine ini rentan mengalami masalah teknis seperti korosi, kebocoran oli, dan kegagalan transmisi. Hal ini tentu saja mengurangi efisiensi dan menambah biaya operasional. Lebih buruk lagi, mesin yang tidak sesuai standar ini berpotensi menghasilkan emisi karbon yang tinggi, yang semakin menambah beban lingkungan.
Lebih lanjut, masalah lain yang perlu diperhatikan adalah kesejahteraan awak kapal. Latif menegaskan bahwa banyak kapal yang tidak memperhatikan kondisi tempat tinggal awak kapal di atas kapal. Ruangan akomodasi seringkali lebih difokuskan untuk menampung hasil tangkapan ikan daripada menyediakan ruang yang nyaman dan layak bagi para awak kapal.
Modernisasi kapal perikanan, menurut Latif, bukan hanya tentang mengadopsi teknologi baru, tetapi juga tentang menciptakan kapal yang lebih ramah lingkungan, aman bagi awak kapal, dan mampu meningkatkan kualitas hasil tangkapan ikan. Salah satu dampak positifnya adalah peningkatan harga jual ikan, karena ikan yang ditangani dengan cara yang lebih higienis di atas kapal akan lebih terjaga kesegarannya dan lebih bernilai, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Latif menambahkan bahwa sudah saatnya seluruh pelaku usaha perikanan, khususnya industri perikanan, beralih ke kapal besi yang memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang lebih tinggi. “Kapal yang aman, tidak hanya melindungi awak kapal, tetapi juga menjaga kualitas ikan sehingga memiliki daya saing lebih tinggi di pasar,” ujarnya.
Baca Juga, Kilasinformasi : KKP Dukung Nelayan Tangerang dengan Program Pemberdayaan untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan
Komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap modernisasi ini juga disuarakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Menurutnya, KKP akan memastikan bahwa semua kapal perikanan di Indonesia memenuhi standar kelayakan yang berlaku, sehingga kapal-kapal yang berlayar untuk menangkap ikan dapat diandalkan dan aman digunakan.
Dengan langkah ini, diharapkan armada kapal perikanan Indonesia tidak hanya lebih modern dan aman, tetapi juga lebih efisien dalam mendukung keberlanjutan industri perikanan nasional. Seiring dengan itu, kualitas ikan yang dihasilkan pun dapat terus meningkat, menjadikan Indonesia lebih kompetitif di pasar internasional.
Sumber : KKP