Kilasinformasi.com, 16 Maret 2025, – Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, baru saja mengalami bencana alam berupa banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa kecamatan pada 13 Maret 2025. Dampak dari bencana ini cukup besar, dengan lebih dari 200 keluarga terdampak, namun beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka-luka yang dilaporkan. Dalam respons cepat terhadap kejadian tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) RI, bersama Dinas Sosial dan Taruna Siaga Bencana (Tagana), segera mengerahkan bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang terkena dampak.
Banjir terjadi akibat curah hujan intens yang mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan Sungai Batang Angkola meluap dan menggenangi beberapa kecamatan, yakni Angkola Muaratais, Batang Angkola, dan Sayur Matinggi. Sementara itu, tanah longsor terjadi di kecamatan Angkola Timur, Angkola Barat, dan Sipirok. Data terbaru mencatat bahwa 204 kepala keluarga, atau sekitar 816 jiwa, terdampak bencana ini, dengan 12 rumah rusak serta sebuah jembatan yang turut ambruk. Selain itu, sekitar 400 hektare lahan pertanian, terutama sawah, juga terendam banjir.
Baca Juga, Kilasinformasi : Penanggulangan Banjir Jakarta: Kementerian ATR/BPN Dukung Pengadaan Tanah untuk Normalisasi Sungai Ciliwung
Meskipun situasi ini menimbulkan kerugian material yang cukup signifikan, kabar baiknya adalah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebagai bagian dari upaya tanggap darurat, Kemensos segera mengirimkan berbagai bentuk bantuan, termasuk makanan siap saji, paket kebutuhan anak, selimut, kasur, serta tenda gulung untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. Selain itu, air bersih juga didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena dampak.
Masryani Mansyur, Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Tagana di lapangan untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar. “Dapur umum, posko pengungsian, dan posko kesehatan telah didirikan di Desa Bange, Kecamatan Sayur Matinggi, untuk mendukung para penyintas,” ungkapnya. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan penderitaan warga terdampak sekaligus memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, tempat tinggal sementara, dan perawatan medis.
Selain bantuan dari Kemensos, PT. AR Martabe Gold Mine juga turut memberikan kontribusi dengan menyalurkan 2.500 paket sembako. Sebagai tambahan, Dinas Sosial setempat sudah memberikan dana santunan untuk keluarga yang rumahnya rusak akibat bencana tersebut. Dukungan berbagai pihak ini menunjukkan adanya semangat gotong royong dan solidaritas yang tinggi dalam menghadapi bencana.
Sementara itu, banjir di beberapa wilayah sudah mulai surut, memungkinkan warga yang terdampak untuk membersihkan rumah mereka. Meski begitu, beberapa warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah masih memilih untuk mengungsi di rumah kerabat terdekat mereka. Hingga saat ini, Pemerintah Daerah setempat belum menetapkan status darurat bencana, namun koordinasi antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat terus berjalan untuk memastikan bahwa kebutuhan para korban dapat dipenuhi dengan baik.
Baca Juga, Kilasinformasi : Banjir Landa Dayeuhkolot, Kemensos Kirim Bantuan Rp497 Juta
Tantangan besar yang dihadapi dalam penanganan bencana ini adalah mengembalikan kehidupan masyarakat ke kondisi normal secepat mungkin. Selain pemulihan material, pemulihan psikologis juga menjadi perhatian penting, terutama bagi anak-anak dan keluarga yang rumahnya hancur. Kemensos terus memantau perkembangan di lapangan dan siap memberikan dukungan lebih lanjut jika situasi membutuhkan bantuan tambahan.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Upaya penanggulangan yang cepat dan terkoordinasi, serta solidaritas antar pihak, menjadi kunci untuk membantu masyarakat yang terdampak agar bisa segera pulih dan melanjutkan kehidupan mereka.
Sumber : Kementrian Sosial