Kilasinformasi.com, 17 Maret 2025 – Banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada 13 Maret 2025, telah mempengaruhi kehidupan ribuan warga. Hujan deras yang terus mengguyur menyebabkan air naik hingga mencapai ketinggian 70-110 cm, merendam Desa Cihanjuang, Desa Sindanggalih, Desa Sukadana, dan Desa Sindangpakuon. Sebanyak 752 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 2.646 jiwa dilaporkan terdampak oleh bencana ini.
Dalam upaya untuk membantu warga yang sedang menghadapi musibah ini, Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan Dinas Sosial Sumedang dan Personil Tagana (Taruna Siaga Bencana) segera bergerak untuk menyalurkan bantuan. Pemberian bantuan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi dan membantu pemulihan sementara bagi para korban.
Tanggap Cepat untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Menurut Masryani Mansyur, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos, meskipun hujan sudah mulai berkurang, banyak warga yang masih tinggal di rumah kerabat mereka untuk menghindari bahaya lebih lanjut. Proses pendataan jumlah pengungsi masih terus berlangsung.
Baca Juga, Kilasinformasi ; Kemensos Kirim Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di Tapanuli Selatan
“Banjir ini memang telah surut, tetapi masih ada warga yang mengungsi. Kami terus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi kebutuhan yang paling mendesak. Bantuan sudah kami salurkan dalam dua tahap,” jelas Masryani pada Minggu (16/3/2025).
Pada tahap pertama, Kemensos mengirimkan bantuan logistik senilai lebih dari Rp102 juta. Bantuan tersebut berupa 400 paket makanan siap saji, 30 lembar selimut, 50 lembar kasur, 50 paket family kit, dan 50 paket kidsware. Tidak lama setelah itu, pada tahap kedua, Kemensos kembali mengirimkan bantuan senilai Rp139 juta yang meliputi 629 paket makanan siap saji, 100 paket kidsware, 50 paket sandang dewasa dan anak, 100 lembar selimut, serta 50 lembar tenda gulung.
Dapur Lapangan dan Koordinasi dengan Pemda
Dalam upaya memenuhi kebutuhan mendesak warga terdampak banjir, Kemensos bersama Dinas Sosial dan Tagana juga mendirikan dapur lapangan di Kantor Kecamatan Cimanggung. Dapur ini beroperasi dengan kapasitas produksi 2.400 bungkus per hari untuk dua kali makan bagi pengungsi. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan dasar para pengungsi dalam situasi darurat.

Selain itu, pihak pemerintah daerah juga telah memberikan bantuan dalam bentuk pembersihan sampah dan debu yang tersisa di area yang terdampak banjir. Excavator disiapkan untuk membersihkan jalan-jalan dan area publik, dengan bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat.
Status Tanggap Darurat dan Penanganan Lanjutan
Bupati Sumedang, dalam respons cepat terhadap bencana ini, telah mengeluarkan Keputusan Bupati (SK) yang menetapkan status Tanggap Darurat di wilayah tersebut. Status ini berlaku mulai tanggal 16 hingga 22 Maret 2025. Dengan status ini, pemerintah daerah bersama Kemensos dapat mempercepat distribusi bantuan dan memperkuat penanganan korban bencana.
“Dengan adanya status tanggap darurat ini, kami dapat lebih mudah dalam mengoordinasikan berbagai bantuan yang datang, baik dari pemerintah pusat maupun berbagai organisasi lainnya,” kata Bupati Sumedang.
Baca Juga, Kilasinformasi : DWP Kemensos Gandeng Swasta dan Filantropi untuk Bantu Korban Banjir Bekasi
Meski air mulai surut, dampak dari bencana ini masih dirasakan oleh masyarakat, terutama dalam hal pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial. Kemensos, bersama dengan Dinas Sosial, Pemda, dan berbagai pihak terkait, terus berkoordinasi untuk memastikan pemulihan berjalan lancar dan bantuan sampai ke tangan yang tepat. Pembersihan infrastruktur, penyediaan layanan kesehatan, dan pemulihan sosial masih menjadi prioritas utama.
Bantuan yang diberikan Kemensos diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak dan membantu mereka kembali bangkit dari musibah ini. Selain itu, kebijakan pemerintah daerah dalam menetapkan status tanggap darurat juga memberi kepastian bagi masyarakat bahwa pemulihan bencana akan berjalan lebih cepat.