Kilasinformasi.com, 20 Maret 2025, – Kementerian Agama (Kemenag) baru-baru ini meluncurkan inisiatif yang menarik untuk memperkuat pendidikan Islam dengan melibatkan figur publik terkenal, Raffi Ahmad. Langkah ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan kurikulum pendidikan berbasis cinta yang diharapkan dapat membentuk karakter generasi muda yang lebih peduli terhadap sesama. Acara ini ditandai dengan peluncuran Kick Off NGOPI (Ngobrolin Pendidikan Islam) Bareng Raffi Ahmad, yang digelar pada Rabu, 19 Maret 2025, di Asrama Haji Pondok Gede.
Tema yang diusung dalam acara ini, “Kurikulum Berbasis Cinta, Siapkan Generasi Emas!”, menggarisbawahi pentingnya menanamkan nilai-nilai kasih sayang dan empati dalam pendidikan Islam. Acara ini dibuka oleh Wakil Menteri Agama, Romo H. R. Muhammad Syafi’i, yang menegaskan bahwa pendidikan berbasis cinta bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang bagaimana membentuk karakter siswa agar lebih peduli dan toleran.
“Cinta berbicara tentang rasa kemanusiaan, toleransi, empati, dan tanggung jawab sosial. Dengan kurikulum ini, kita ingin mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mulia akhlaknya,” ujar Wamenag dalam sambutannya.
Baca Juga, Kilasinformasi : Kurikulum Berbasis Cinta: Menciptakan Insan Humanis
Tepat di acara pembukaan, Raffi Ahmad yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Kepresidenan Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, hadir untuk memberikan inspirasi bagi generasi muda. Ia diharapkan dapat menjadi teladan dan motivator bagi siswa madrasah agar lebih memahami nilai cinta dalam berbagai aspek kehidupan—baik itu dalam keluarga, pergaulan, atau dunia kerja. Ditemani oleh istrinya, Nagita Slavina, dan praktisi pendidikan Nejeela Shihab, acara ini berhasil menarik perhatian lebih dari 750 siswa madrasah yang hadir langsung, dengan ribuan lainnya mengikuti melalui live streaming di kanal YouTube Kemenag RI dan Pendis Channel.
Wakil Menteri Agama menekankan bahwa pendidikan Islam memiliki peran sentral dalam menjaga keberagaman dan persatuan bangsa. Melalui kurikulum berbasis cinta, ia berharap madrasah bisa menjadi tempat yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk siswa dengan karakter yang peduli pada nilai-nilai sosial.
“Kami ingin generasi muda tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga memiliki rasa empati dan tanggung jawab terhadap masyarakat,” kata Romo H. R. Muhammad Syafi’i.
Baca Juga, Kilasinformasi : Kemenag Gelar Ramadan Global Camp di UIN Malang: Bahas Kurikulum Cinta dengan Mahasiswa dari Berbagai Benua
Selain itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Suyitno juga menambahkan bahwa acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara madrasah, tokoh pendidikan, dan masyarakat luas. Ia menjelaskan, keterlibatan tokoh publik seperti Raffi Ahmad sangat strategis dalam memotivasi siswa madrasah agar lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan di tingkat nasional maupun global. “Kami ingin siswa madrasah menjadi generasi yang kompetitif dan siap bersaing di dunia internasional,” ujar Suyitno.
Acara ini juga menyoroti pentingnya inovasi dalam kurikulum pendidikan Islam, yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter berbasis cinta dan empati sosial. Dirjen Pendis mengingatkan bahwa pendidikan di madrasah harus adaptif dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, kurikulum berbasis cinta diharapkan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran sehari-hari, agar siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.
Baca Juga, Kilasinformasi : Uji Publik Panduan Kurikulum Berbasis Cinta
Dalam acara yang meriah ini, para siswa madrasah juga diberi kesempatan untuk menampilkan berbagai kreasi seni dan budaya mereka, dengan tagline “Kita Madrasah, Kita Bisa! Dari Cinta Jadi Karya!”. Penampilan ini bukan hanya untuk merayakan kreativitas mereka, tetapi juga untuk memperkenalkan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang inovatif dan kompetitif. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat memperkuat eksistensi madrasah sebagai pusat pendidikan yang mampu melahirkan generasi muda yang tidak hanya berpendidikan tinggi tetapi juga berbudi pekerti luhur.
Kick Off NGOPI ini menjadi langkah awal dalam upaya Kemenag untuk mengembangkan pendidikan Islam yang lebih inklusif dan berbasis kasih sayang, yang akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan serupa di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Pondok Pesantren, serta Lembaga Pendidikan Islam lainnya. Dengan melibatkan tokoh publik dan mengangkat tema-tema yang relevan dengan tantangan zaman, Kemenag berharap pendidikan Islam dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan karakter bangsa.
Sumber : Kementrian Agama