Kilasinformasi.com, Batang — Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) menggelar workshop bertajuk “Membangun Rantai Nilai Komoditas Wanatani yang Inklusif dan Berkelanjutan” pada Kamis Kemarin di Catra Kopi, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Acara ini menjadi bagian dari upaya mendorong pertumbuhan pengusaha kecil berbasis perhutanan sosial.
Workshop ini menghadirkan berbagai pihak mulai dari petani, pelaku UMKM, lembaga pemerintah, hingga mitra swasta. Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi antara PUPUK, Ford Foundation, Bangda Kemendagri, dan perusahaan mitra seperti PLTU Bimasena.
Baca Juga, Kilasinformasi: Jemaah Haji Mulai Kembali ke Batang secara Bertahap
Sekjen Dewan Pengurus PUPUK Surabaya, Dharma Setiawan, menyampaikan bahwa tujuan utama workshop ini adalah untuk membantu masyarakat agar naik kelas, bukan sekadar menjadi buruh kecil.
“Kami ingin menumbuhkan pengusaha kecil yang mandiri, bukan buruh kecil yang terus bergantung pada bantuan,” tegas Dharma.

Salah satu fokus utama di lokasi ini adalah komoditas kopi dari Desa Pesantren yang telah menembus pasar ekspor ke Polandia dan Belanda, berkat peningkatan mutu produksi melalui program CSR Bank Indonesia.
Selain kopi, potensi rempah-rempah seperti pala dan cengkeh juga kembali dilirik. Dharma menyoroti peluang besar minyak atsiri dari pohon cengkeh, yang dulunya berjaya namun kini mulai meredup nilainya.
PUPUK juga mendorong lahirnya sistem koperasi dan rantai pasok lokal yang adil, dengan membuka akses ke lembaga keuangan seperti PNM dan INKUD, serta memperkuat sinergi antar pelaku usaha.
Baca Juga, Kilasinformasi: Jemaah Haji Batang Pulang dengan Haru: Rindu Keluarga dan Megono Jadi Cerita Penuh Cinta
“Yang sudah maju kita dorong lebih maju. Yang belum, kita dukung agar bisa setara. Ini soal naik kelas bersama,” tambahnya.
Sebagai informasi, PUPUK telah berdiri lebih dari 40 tahun dengan kantor pusat di Bandung dan cabang di Surabaya, Jakarta, Makassar, dan Tegal. PUPUK dikenal luas sebagai pelopor pengembangan usaha kecil berbasis komunitas dengan pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan. (AS Saeful Husna Kabiro Batang)