KPK tak hanya bicara soal penindakan. Melalui Program PERISAI 2025, pendidikan antikorupsi kini digalakkan langsung di ruang kelas. Guru dan sekolah kini diandalkan jadi benteng utama dalam membentuk generasi Indonesia Emas 2045 yang berintegritas.
kilasinformasi.com,Jakarta — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi meluncurkan Program Penguatan Integritas dan Antikorupsi (PERISAI) Sekolah 2025 sebagai langkah strategis dalam membentuk generasi emas 2045 yang berintegritas. Program ini berlangsung selama tiga hari, 23–25 Juni 2025, dan diikuti oleh 17 sekolah dari wilayah Jabodetabek.
PERISAI 2025 tak hanya menargetkan siswa, tetapi langsung menyasar guru sebagai agen utama pembentuk karakter. Dalam pembukaan program di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK Jakarta, Selasa (24/6/2025), Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo menyampaikan,
Baca Juga, Kilasinformasi: Bupati Batang Hadiahi Motor untuk Desa Tercepat Bayar PBB: Bentuk Apresiasi dan Dorongan Pembangunan
“Guru tidak harus menjadi penegak hukum, tetapi merekalah penggerak utama dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas.”
Beberapa sekolah telah menerapkan praktik antikorupsi sederhana namun berdampak kuat. TK Permai, misalnya, membiasakan anak-anak mengembalikan barang yang bukan miliknya. SMAN 1 Citeureup memasukkan penilaian karakter kejujuran dan tanggung jawab dalam asesmen ujian.
PERISAI merupakan kelanjutan dari Anti-Corruption Academy (ACA) KPK, namun kini dengan pendekatan lebih menyeluruh. Direktur Jejaring Pendidikan KPK Dian Novianthi menjelaskan, program ini mencakup karakter siswa, tata kelola sekolah, dan ekosistem pembelajaran.
“Kami ingin pendidikan menjadi garda pertama dalam membangun ekosistem yang mencegah korupsi, bukan hanya menegakkan hukum ketika pelanggaran sudah terjadi,” kata Dian.
PERISAI 2025 selaras dengan Stranas PK (Strategi Nasional Pencegahan Korupsi) dan Stranas PAK (Strategi Nasional Pendidikan Antikorupsi), dua kerangka nasional yang mendorong pencegahan korupsi melalui jalur pendidikan formal.
Setiap sekolah peserta diwajibkan menyusun rencana tindak lanjut untuk menjaga kesinambungan program. KPK berharap sekolah-sekolah ini bisa menjadi model percontohan nasional dan menginspirasi madrasah serta lembaga pendidikan lain di seluruh Indonesia.
Baca Juga, Kilasinformasi: Loman Park Hotel Gaungkan Peran Petani Kopi di Jogja Coffee Week 2025
KPK menegaskan bahwa pencegahan korupsi tak bisa hanya mengandalkan penindakan hukum. Diperlukan strategi menyentuh akar rumput, dimulai dari ruang kelas.
“Antikorupsi bukan mata pelajaran, tapi sikap hidup. Dan sekolah adalah tempat terbaik untuk menanamkannya sejak dini,” pungkas Ibnu Basuki.
Sumber: Infopublik.id
