Limbah rumah tangga seperti minyak jelantah kini tak lagi dibuang sia-sia. Berkat pelatihan dari dosen Undip Batang, ibu-ibu PKK di Desa Tumbreb berhasil mengolahnya menjadi lilin aromaterapi bernilai jual.
Kilasinformasi.com, BATANG – Minyak jelantah yang kerap dianggap limbah, kini bisa diolah menjadi produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomi. Hal inilah yang dilakukan oleh Tim Dosen Program Studi Agribisnis Kampus Undip Batang dalam kegiatan Penyuluhan dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Rabu (25/6/2025), di RT 01 RW 02 Desa Tumbreb, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang.
Baca Juga, Kilasinformasi: Pantau Digital Proyek Sekolah Rakyat, Menteri PU: Progres Sudah Capai 61,78%
Kegiatan bertajuk “Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi Ramah Lingkungan” ini menyasar ibu-ibu PKK dengan tujuan menumbuhkan keterampilan baru dan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah berkelanjutan.
Ketua Tim Dosen PPM, Irma, mengungkapkan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi. “Kami ingin memberikan solusi sederhana yang berdampak ganda , peduli lingkungan sekaligus membuka peluang usaha rumahan,” ujarnya.

Dalam pelatihan, peserta dibimbing mulai dari proses penyaringan minyak jelantah, pencampuran dengan parafin, pewarna alami, hingga penambahan minyak esensial seperti lavender dan sereh untuk menciptakan lilin aromaterapi yang bisa digunakan sendiri maupun dijual.
Baca Juga, Kilasinformasi: Ultah ke-66, Menag Nasaruddin Umar: Usia Bertambah, Waktunya Kian Mendekat ke Akhir
Hasilnya, para peserta mampu menghasilkan lilin aromaterapi ramah lingkungan yang memiliki nilai estetika dan ekonomi. Irma menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar keterampilan teknis, tapi juga upaya menumbuhkan pola pikir kewirausahaan berbasis lingkungan di tengah masyarakat.
Tim PPM berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari gerakan kreatif dalam memanfaatkan limbah rumah tangga, sekaligus mengangkat potensi lokal sebagai sumber penghasilan tambahan yang berkelanjutan.