Meski anggaran terbatas, Kementerian Agama tetap berkomitmen penuh untuk mendukung pesantren di seluruh Indonesia. Data yang akurat jadi kunci alokasi bantuan.
kilasinformasi.com,Cirebon – Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran dan layanan untuk pesantren di Indonesia. Meski menghadapi keterbatasan anggaran dan efisiensi fiskal nasional, Kemenag memastikan program pembinaan tetap berjalan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Subdirektorat Muadalah dan Diniyah Formal Direktorat Pesantren Kemenag, Endi Suhendi Zen, saat menghadiri malam puncak Haul KH Salwa Yasin, KH Asror Hasan, dan KM. Adnan Amin Asror, serta Haflah Imtihan ke-46 Pondok Pesantren Ketitang, Cirebon, Sabtu Kemarin.
Baca Juga, Kilasinformasi: Klarifikasi Kemenag soal Nota Diplomatik Dubes Saudi: Dinamika Haji Sudah Tuntas Diselesaikan
“Soal anggaran bisa jadi lebih terbatas, tapi komitmen kami tidak berubah. Kami hadir untuk terus melayani umat,” kata Endi dalam sambutannya.
Endi menyebutkan bahwa hingga kini baru sekitar 5.100 dari 42.000 pesantren di Indonesia yang mendapat bantuan inkubasi bisnis dari Program Kemandirian Pesantren. Tahun ini, ada tambahan sekitar 1.000 pesantren yang akan menerima bantuan tersebut.
Namun ia mengakui, keterbatasan anggaran menjadi kendala dalam pemerataan program. Di sisi lain, lemahnya sistem pendataan pesantren juga menjadi penghambat.
“Seringkali bantuan gagal disalurkan hanya karena data tidak sinkron. Ini jadi PR bersama. Data harus diperkuat agar bantuan lebih luas dan tepat sasaran,” tegasnya.
Endi juga mengapresiasi kemajuan Pesantren Ketitang Cirebon yang telah memiliki fasilitas modern seperti studio podcast, sanitasi layak, serta sistem pendidikan yang adaptif. Menurutnya, pesantren adalah bentuk pendidikan tertua di Indonesia yang telah berkontribusi besar bahkan sebelum era kemerdekaan.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenag Gandeng Raffi Ahmad untuk Perkuat Pendidikan Islam Berbasis Cinta
“Kita berutang pada pesantren dan para kiai atas nilai-nilai Islam, keilmuan, dan kemanusiaan yang diwariskan hingga hari ini,” ujarnya.
Acara haul dan Haflah Imtihan ke-46 ini menjadi momentum reflektif bagi pesantren untuk terus tumbuh dan berdaya. Menutup sambutannya, Endi mengajak seluruh pengasuh pesantren untuk bersinergi membangun pendidikan Islam yang kuat, modern, dan tetap berbasis nilai-nilai luhur.
“Meski jalannya tidak mudah, kita tidak boleh lelah memperjuangkan kemajuan pesantren. Nilai Islam yang diwariskan para kiai tidak boleh padam,” pungkasnya.
Sumber: Kemenag


