Pemerintah terus tancap gas demi mengembalikan status Green Card UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba. Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa turun langsung ke lapangan, merangkul pemda dan mendorong aksi nyata.
Kilasinformasi.com, Toba — Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa memimpin rapat koordinasi strategis bersama para kepala daerah dan instansi terkait di kawasan Danau Toba. Langkah ini menjadi bagian dari upaya intensif pemerintah untuk merebut kembali Green Card UNESCO bagi Geopark Kaldera Toba, yang saat ini sedang menjalani masa revalidasi.
Pertemuan berlangsung di Caldera Toba Nomadic Escape, Toba, Sumatera Utara, dan menjadi forum penting untuk menyelaraskan komitmen dan aksi kolektif lintas pemangku kepentingan.

“Dua tahun kita persiapkan. Saatnya semua bergerak bersama, menyamakan persepsi dan menyusun langkah taktis demi hasil yang maksimal,” kata Wamenpar Ni Luh.
Baca Juga, Kilasinformasi: Geopark Kaldera Toba Dapat “Kartu Kuning” dari UNESCO
Wamenpar menyoroti empat rekomendasi dari UNESCO yang harus segera ditindaklanjuti, yaitu:
-
Penguatan riset dan pemetaan geologi
-
Penambahan panel informasi edukatif di area geopark
-
Penguatan warisan budaya lokal
-
Keaktifan badan pengelola dalam penyelenggaraan event nasional dan internasional
Wamenpar juga mendorong agar seluruh program yang sudah berjalan dievaluasi, termasuk Gerakan Wisata Bersih di Pangururan dan Parapat yang harus dilaporkan sebagai bagian dari tindak lanjut program pelestarian.
“Edukasi masyarakat penting. Dari soal kebersihan hingga larangan pembakaran di area geosit,” tegasnya.
Untuk mengantisipasi kunjungan tim asesor UNESCO pada 21–25 Juli 2025, Wamenpar menyarankan pembentukan Satgas Patroli Khusus, serta pelatihan intensif bagi pelaku UMKM agar siap menjawab pertanyaan tim internasional.
Wamenpar menegaskan, Green Card bukan sekadar pengakuan, melainkan jalan menuju masa depan cerah: peningkatan kunjungan wisata, investasi, hingga pelestarian lingkungan dan budaya.
“Mari jadikan revalidasi 2025 sebagai titik balik kebangkitan Geopark Kaldera Toba,” serunya penuh optimisme.

Sementara itu, General Manager Badan Pengelola Geopark Toba, Azizul Kholis, melaporkan bahwa persiapan pra-revalidasi tengah berlangsung, termasuk dengan menghadirkan Professor Soojae Lee dari Korea Selatan. Salah satu catatan penting adalah penggunaan bahasa Inggris dalam semua laporan dan penyederhanaan penjelasan geosite agar mudah dipahami generasi muda.
“Kami terus memperbaiki agar semua aspek siap, dari narasi hingga presentasi di lapangan,” ujar Azizul.
Kunjungan ini sekaligus menjadi bukti bahwa pemerintah pusat dan daerah bersatu dalam visi menjadikan Geopark Toba sebagai ikon global yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Sumber: Kemenpar


