Kemasan bukan sekadar pelindung, tapi wajah pertama yang dinilai konsumen. Kemenperin menegaskan pentingnya desain kemasan dalam memperkuat daya saing produk IKM, sekaligus membuka ruang inovasi melalui platform digital.
Kilasinformasi.com, Jakarta — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan bahwa desain kemasan memegang peranan penting dalam meningkatkan daya saing produk industri kecil dan menengah (IKM). Lebih dari sekadar pelindung, kemasan kini menjadi identitas, media promosi, dan penentu loyalitas konsumen.
“Seiring perkembangan industri, fungsi kemasan tidak hanya bersifat protektif, tetapi juga promotif,” ujar Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), di Jakarta, Senin (14/7/2025).
Menurutnya, pemilihan kemasan harus disesuaikan dengan target pasar, nilai estetika, kenyamanan, serta ukuran. Unsur visual seperti warna, logo, hingga tata letak turut memengaruhi hubungan emosional konsumen dengan produk.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenperin Dorong Penetapan OVNI, Kawasan Industri Dijamin Aman dan Ramah Investasi
Reni juga mengungkapkan bahwa tren desain kemasan terus berkembang, mengikuti selera pasar, kemajuan teknologi, serta tuntutan keberlanjutan. Desain yang menarik tidak lagi cukup, kemasan juga harus fungsional dan ramah lingkungan.
“Preferensi konsumen saat ini makin peduli lingkungan. Itu menantang pelaku industri untuk tetap kreatif sekaligus berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai bagian dari dorongan inovasi, Kemenperin mengapresiasi ajang Inpack Award 2025 yang memberi ruang kompetisi desain kemasan bagi pelajar dan mahasiswa desain. Ajang ini diharapkan menjawab tantangan perubahan tren sekaligus memperkuat posisi IKM di pasar.
Guna membantu IKM menghadapi tantangan desain kemasan, Kemenperin sejak 2003 telah membentuk Klinik Desain Merek dan Kemasan (KDMK). Klinik ini memberikan layanan pemilihan bahan, teknologi, pembuatan desain, label, dan bantuan cetak kemasan.
Dalam membina IKM, KDMK bekerja sama dengan rumah kemasan, industri besar, swasta, institusi pendidikan, serta masyarakat. Hasil kolaborasi ini terwujud dalam platform digital e-Kemasan IKM yang terintegrasi dan dapat diakses melalui e-klinikdesainmerekemas.kemenperin.go.id.
“Platform ini dirancang sebagai pusat informasi, edukasi, dan interaksi pemangku kepentingan kemasan IKM dalam satu sistem digital,” ujar Reni.
Fitur-fitur dalam platform e-Kemasan mencakup direktori rumah dan mitra kemasan, komunitas, referensi KBLI, regulasi, artikel, hingga forum diskusi dan e-learning. Platform ini dirancang agar adaptif terhadap kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi.
Baca Juga, Kilasinformasi: Dorong Ekspor dan Produk Halal, Kemenperin Gandeng Industri Mamin Kolaborasi Internasional
Sejak diluncurkan, 11.491 pengguna telah mengakses platform KDMK. Sepanjang 2024, sebanyak 244 IKM mendapatkan layanan, termasuk 180 IKM yang difasilitasi desain kemasan melalui platform dan 64 IKM menerima layanan konsultasi. Tak hanya itu, 45 instansi pemerintah juga mendapatkan konsultasi dari KDMK.
Reni menambahkan, setiap IKM pemohon desain akan mendapatkan dua alternatif desain logo dan dua alternatif desain kemasan, sebagai upaya konkret meningkatkan kualitas kemasan dan merek produk mereka.
Sumber: Kemenperin


