Kilasinformasi.com, Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak London School Beyond Academy (LSBA) untuk memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak berkebutuhan khusus, khususnya penyandang autisme.
“Saya mengapresiasi lembaga pendidikan ini dan kita bisa bekerja sama dengan Kementerian Sosial untuk mengembangkan berbagai kegiatan yang memberi akses lebih luas bagi penyandang disabilitas,” ujar Gus Ipul saat mengunjungi LSBA di Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).
LSBA merupakan lembaga keterampilan di bawah naungan LSPR Institute of Communication and Business. Sejak berdiri pada 2013, LSBA berfokus pada pelatihan praktis dan pembentukan karakter mandiri bagi individu berkebutuhan khusus agar percaya diri dan siap berkontribusi di masyarakat.
Dalam kunjungan tersebut, Gus Ipul didampingi sang istri, Fatma Saifullah Yusuf, yang juga Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos. Turut hadir pula Rektor LSPR Andre Ikhsano serta Direktur LSBA dan Dekan SSNE, Crisdina.
Gus Ipul mengungkapkan ketertarikannya menjalin kerja sama dengan LSBA karena kualitas karya para peserta didik yang dinilai tinggi. Salah satu rencana sinergi yang sedang digagas adalah pembukaan kafe di lingkungan Kantor Kemensos yang dikelola langsung oleh lulusan LSBA.
“Saya lihat karya-karyanya bagus dan berdaya saing. Kalau ini terus dikembangkan, hasilnya akan luar biasa,” kata Gus Ipul.
Selain itu, Kemensos juga berencana mengadaptasi pola pembelajaran dan tenaga pendidik LSBA ke sentra-sentra pelatihan milik kementerian. “Tenaga pengajarnya punya keterampilan dan empati yang tinggi. Fasilitas dan suasana belajarnya juga sangat mendukung. Ini bisa kita tiru di 30 sentra Kemensos di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor LSPR Andre Ikhsano menjelaskan bahwa LSBA dibentuk karena masih sedikit perguruan tinggi yang menyediakan wadah pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus di jenjang yang lebih tinggi.
“Tahun ini kami naikkan levelnya menjadi sarjana terapan. Jadi sama seperti pendidikan vokasi lain, hanya saja lebih inklusif bagi anak-anak disabilitas,” ujar Andre.
Andre berharap kolaborasi antara LSBA dan Kemensos dapat memberi dampak nyata bagi pengembangan pendidikan inklusif di Indonesia. “Kami sangat senang menyambut Pak Menteri. Harapannya, kerja sama ini bisa membawa banyak manfaat bagi para peserta didik,” katanya.
Program pelatihan LSBA meliputi berbagai bidang seperti teknik cetak, administrasi perkantoran, kriya, dan tata boga. Para peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung di Balai Latihan Kerja (BLK).
Dalam kunjungannya, Gus Ipul dan Fatma sempat meninjau dapur pelatihan dan mencicipi hasil karya kuliner peserta didik, seperti roti dan kue kering. Mereka juga menyaksikan langsung proses pembuatan batik dengan canting listrik, sablon, dan menjahit, bukti nyata semangat kemandirian para siswa LSBA.
sumber: Kemensos


