Kilas, 12 Februari 2025 – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah, di ruang kerja Mendes PDT pada Selasa, 11 Februari 2025. Dalam audiensi tersebut, kedua pihak membahas peluang kerja sama untuk mewujudkan program pembangunan 2 juta rumah di desa dan kawasan pesisir sebagai bagian dari inisiatif besar pemerintah untuk membangun tiga juta rumah.
Kolaborasi Strategis antara Kementerian Desa dan Kementerian PKP
Wamen Fahri Hamzah mengungkapkan bahwa di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berencana membangun tiga juta rumah dalam beberapa tahun mendatang. Program ini terbagi dalam tiga kategori besar: satu juta rumah di perkotaan, satu juta rumah di desa, dan satu juta rumah di kawasan pesisir.
“Dua juta rumah dari program ini akan dibangun di desa-desa, karena sebagian besar kawasan pesisir di Indonesia terletak di desa. Kami memandang desa sebagai pusat penting dalam upaya menciptakan pergerakan ekonomi yang signifikan,” ujar Fahri Hamzah.
Menteri UMKM: Program MBG Dorong Multiplier Effect untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pembangunan perumahan di desa dan kawasan pesisir ini diyakini akan memiliki dampak langsung terhadap penggerakan ekonomi lokal, dengan melibatkan sektor UMKM, koperasi, dan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Fahri juga menambahkan bahwa sektor-sektor ini akan sangat berkembang karena keterlibatannya dalam 185 sektor terkait pembangunan perumahan.
“Perumahan di desa bukan hanya soal rumah, ini adalah alat pemberantasan kemiskinan yang berdampak pada banyak sektor ekonomi lokal,” tambah Wamen Fahri.
Mendes Yandri Menyambut Positif Program Tiga Juta Rumah
Mendes Yandri Susanto menyambut baik inisiatif pemerintah untuk membangun tiga juta rumah, khususnya dua juta rumah di desa dan kawasan pesisir. Yandri menjelaskan bahwa kolaborasi antara Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Kementerian Desa sangat penting untuk menyukseskan program tersebut.
“Pembangunan rumah di desa adalah langkah konkret untuk mengatasi masalah kemiskinan dan menciptakan peluang ekonomi baru. Kami akan membuat konsep dan model yang bisa diterapkan di beberapa desa yang dijadikan sebagai percontohan,” jelas Mendes Yandri.
Untuk memastikan keberhasilan program ini, Mendes Yandri mengungkapkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan juga akan dilibatkan dalam program percontohan pembangunan rumah di desa. Di samping itu, 15% dana desa yang dialokasikan untuk kemiskinan ekstrem serta bantuan luar negeri atau dana dari pemerintah pusat akan digunakan untuk mendukung program ini.
“Nantinya, kami akan merancang model yang bisa diterapkan di desa dengan kemampuan masing-masing. Kalau program percontohan ini berhasil, maka kita akan replikasi model ini ke desa-desa lain,” ujar Yandri.
Sinergi dengan Kementerian Kelautan untuk Kawasan Pesisir
Selain membahas pembangunan rumah di desa, Mendes Yandri juga menyoroti pentingnya pembangunan rumah di kawasan pesisir. Menurutnya, hampir semua kawasan pesisir di Indonesia terletak di desa, sehingga kolaborasi dengan Kementerian Kelautan juga sangat diperlukan.
“Kami sudah melakukan kerja sama dengan Menteri Kelautan untuk membangun rumah di kawasan pesisir yang sebagian besar merupakan desa. Ini akan menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” ujar Mendes Yandri.
Google Dukung Aturan Perlindungan Anak Indonesia: Wujudkan Keamanan Digital yang Lebih Baik
Langkah Selanjutnya: Replikasi Model Pembangunan Rumah Desa
Mendes Yandri menekankan bahwa setelah program percontohan di beberapa desa berhasil, langkah selanjutnya adalah merencanakan dan mereplikasi model pembangunan rumah tersebut ke lebih banyak desa. Dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, BUMN, CSR, serta masyarakat desa, diharapkan program ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif bagi pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Menteri Yandri juga menyampaikan bahwa pembangunan rumah di desa tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, serta memperkuat ekonomi lokal.
Sumber : kemendes