Kilasinformasi.com, 21 Februari 2025 – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyerukan pentingnya moderasi digital demi melindungi kesehatan mental dan masa depan generasi muda. Dalam kunjungannya ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada 20 Februari 2025, ia menekankan pentingnya literasi digital dan keseimbangan aktivitas fisik untuk mengatasi fenomena brainrot, yaitu penurunan kualitas mental akibat konsumsi konten digital berkualitas rendah.
Menkomdigi Meutya Hafid mengungkapkan bahwa ketergantungan berlebihan pada gadget dan arus informasi yang terus berkembang di era digital dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Ia menyoroti bagaimana kecanduan media sosial dan konsumsi konten yang tidak terkontrol bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup, terutama di kalangan generasi muda. Untuk itu, Meutya Hafid mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
Baca Juga, Kilasinformasi : Mulai Sejak SD! Komdigi Latih Siswa dengan Visual Coding untuk Siapkan Talenta Digital Masa Depan
“Kita harus bijak dalam menggunakan teknologi. Ketergantungan berlebihan terhadap gadget dan derasnya arus informasi dapat berdampak negatif pada kualitas mental. Oleh karena itu, saya mengajak generasi muda untuk memoderasi konsumsi digital dengan aktivitas produktif seperti membaca dan bersosialisasi,” ujar Meutya Hafid dalam acara Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih di Fakultas Filsafat, UGM.
Fenomena brainrot menjadi salah satu perhatian serius di era digital ini. Dampak negatif dari konsumsi konten berkualitas rendah dapat mempengaruhi kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan penurunan kualitas tidur. Oleh karena itu, Menkomdigi menyerukan pentingnya mengelola penggunaan teknologi dengan lebih bijak, serta menyeimbangkannya dengan aktivitas yang bermanfaat secara fisik dan mental.
Meutya Hafid juga menekankan bahwa pendidikan digital yang kuat adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Dengan meningkatkan literasi digital, masyarakat dapat menyaring informasi yang masuk dan menghindari dampak buruk dari konten yang tidak bermutu.
“Dengan literasi digital yang baik, kita bisa menghindari dampak buruk dari informasi yang berlebihan dan tak terkendali. Saya mengajak seluruh sivitas akademika UGM dan generasi muda lainnya untuk berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan produktif,” tambahnya.
Selain Meutya Hafid, dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih, S.Hum, Guru Besar Fakultas Filsafat UGM, juga memberikan pidato mengenai perkembangan filsafat pendidikan di era kecerdasan buatan (AI). Dalam pidatonya, beliau mengajak masyarakat untuk berpikir kritis tentang peran AI dalam pendidikan dan teknologi secara umum.
Prof. Dr. Rr. Siti Murtiningsih menekankan bahwa meskipun AI memiliki kemampuan luar biasa dalam menyimpan dan menyajikan informasi, pendidikan sejati tetap membutuhkan peran manusia untuk menanamkan nilai-nilai dan karakter yang unggul.
Kunjungan Menkomdigi dan acara Pengukuhan Guru Besar ini berlangsung di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 20 Februari 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh civitas akademika UGM dan berbagai pihak terkait, dengan tujuan meningkatkan kesadaran tentang moderasi digital dan pengaruh teknologi dalam pendidikan.
Baca Juga, Kilasinformasi : Dengarkan Suara Anak! Komdigi Sempurnakan Regulasi Perlindungan Digital demi Keamanan Anak di Dunia Maya
Meutya Hafid juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat. Dengan pendekatan yang komprehensif, Indonesia diharapkan bisa mencetak generasi muda yang tidak hanya melek digital tetapi juga memiliki karakter yang kuat dalam menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang.
“Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sangat penting untuk membangun ekosistem digital yang mendukung terwujudnya Generasi Emas Indonesia yang cerdas, sehat, dan unggul,” ungkapnya.
Tujuan utama dari seruan moderasi digital ini adalah untuk menciptakan keseimbangan antara konsumsi konten digital dan aktivitas fisik. Dengan literasi digital yang baik, generasi muda diharapkan dapat menggunakan teknologi secara bijak dan produktif, tanpa mengorbankan kualitas mental dan fisik mereka.
Menkomdigi juga berharap gerakan ini bisa menginspirasi seluruh generasi muda untuk berperan aktif dalam menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan mendukung pengembangan karakter yang unggul.
sumber : komdigi