Kilas, 13 Februari 2025 – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah (Pemda) dan civitas akademik dalam mengakselerasi pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah. Dalam pertemuan dengan 500 pilar sosial yang diadakan di Student Center UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Gus Ipul menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkelanjutan. Ia menyatakan, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk kampus, akan sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Pentingnya Kolaborasi dalam Penurunan Angka Kemiskinan
Saat ini, persentase kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah besar, dengan 14,12% atau sekitar 3.704.330 orang di Jawa Tengah tergolong miskin. Gus Ipul mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan bekerja sama guna menurunkan angka kemiskinan ini. Ia menekankan bahwa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak hanya harus bergantung pada bantuan sosial, namun juga harus didorong dengan program pemberdayaan ekonomi dan modal usaha yang lebih lanjut.
“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, alhamdulillah sudah ada kolaborasi yang terjalin dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah kemiskinan ini,” ujar Gus Ipul. Menurutnya, selain bantuan sosial, program pemberdayaan, pendampingan, dan penciptaan pasar untuk masyarakat miskin sangat penting untuk mengubah kehidupan mereka secara berkelanjutan.
Baca Juga : Kemensos Kirim Bantuan Logistik Senilai Rp1,04 Miliar untuk Korban Banjir di Sulawesi Selatan
Sinergi dengan Civitas Akademik dan Pemerintah Daerah
Untuk mempercepat pencapaian pengentasan kemiskinan, Gus Ipul mengungkapkan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng civitas akademik melalui kolaborasi dengan berbagai kampus. Salah satu contoh kolaborasi yang dijalankan adalah dengan melakukan MoU dengan kampus untuk mendesain program pengentasan kemiskinan di desa. Kampus diberi data kemiskinan di desa tertentu untuk kemudian bersama-sama merancang perencanaan yang bertujuan mengurangi kemiskinan secara efektif.
“Di desa, kita akan berikan data kemiskinan dan bersama kampus mendesain program pengentasan kemiskinan yang lebih terarah dan intervensi langsung agar desa tersebut bisa bebas dari kemiskinan,” lanjut Gus Ipul.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya sangat membutuhkan kerja sama yang erat dengan pemerintah daerah (Pemda), terutama dengan Dinas Sosial, agar program yang dijalankan dapat lebih efektif.
Kolaborasi Kemensos dan Pemda Pekalongan
Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, menyambut baik kolaborasi antara Pemda dan Kemensos. Menurutnya, selama masa kepemimpinan Gus Ipul, kolaborasi yang terjalin antara Kementerian Sosial dan Pemda Pekalongan sangat cepat dan responsif. Fadia mencontohkan bantuan yang diberikan Kemensos saat Kabupaten Pekalongan terkena banjir dan longsor beberapa waktu lalu, yang terbukti sangat membantu masyarakat terdampak bencana.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kemensos. Ketika Pekalongan terkena banjir dan longsor, Kemensos selalu berada di samping kami, memberikan bantuan dan santunan, serta memantau hingga masa tanggap darurat selesai,” tutur Bupati Fadia.
Program Pemberdayaan untuk Keluarga Berdaya Mandiri
Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menambahkan bahwa kedepannya, Kemensos akan lebih fokus pada pemberdayaan sosial untuk masyarakat miskin. Program ini tidak hanya sekadar memberikan bantuan sosial, tetapi juga mendukung mereka agar mandiri dan berdaya. Dalam arahannya, Agus Jabo menjelaskan bahwa Kementerian Sosial sedang merumuskan strategi untuk memperkenalkan konsep Keluarga Berdaya Mandiri (KBM), yang menggantikan status Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Kemensos tidak hanya memberikan bantuan sosial saja, tetapi juga bekerja keras untuk memberdayakan masyarakat agar mereka bisa mandiri,” ucap Wamensos Agus Jabo.
Baca Juga : Kemensos Pastikan Program Bansos Lebih Tepat Sasaran dengan Penggunaan DTSEN
Selain itu, Kemensos juga menggandeng Dinas Sosial di seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah untuk merancang program-program pengentasan kemiskinan yang lebih efektif dan terintegrasi. Salah satu langkah yang sedang dirancang adalah dengan mengambil sampel di tiga desa yang berbeda untuk dilakukan program-program graduasi, yaitu membantu keluarga miskin untuk lepas dari status penerima bantuan sosial.
Target Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah
Pengentasan kemiskinan menjadi prioritas utama pemerintah, dengan target yang cukup ambisius. Pada tahun 2026, Presiden menargetkan kemiskinan ekstrem bisa ditekan hingga 0%. Sedangkan pada 2029, kemiskinan secara keseluruhan di Indonesia ditargetkan mencapai 4,5%. Gus Ipul dan Kemensos berharap dengan sinergi antara Pemda, kampus, dan masyarakat, pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Dengan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, civitas akademik, dan masyarakat, Gus Ipul optimistis bahwa pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah bisa lebih cepat tercapai, memberikan harapan baru bagi masyarakat yang terdampak kemiskinan.
Sumber : kemensos RI