Kilasinformasi.com, Surakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali membuktikan komitmennya dalam memajukan dunia pendidikan dan pelestarian sejarah transportasi. Kali ini, kolaborasi itu diwujudkan dalam bentuk “Kuliah Pakar” di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, pada Senin (21/4), bertempat di Gedung 3 Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Kegiatan ini mengangkat tema besar: Perkeretaapian Indonesia dalam Bingkai Sejarah.
Kehadiran dua pimpinan teratas KAI, yakni Direktur Utama Didiek Hartantyo (daring) dan Direktur Keselamatan dan Keamanan Dadan Rudiansyah (luring), menjadi sorotan utama. Keduanya tak hanya berbagi pandangan seputar peran vital kereta api dalam perjalanan bangsa, tapi juga menyampaikan visi KAI untuk menjadikan sejarah sebagai fondasi inovasi masa depan.

Didiek Hartantyo menekankan bahwa peran kereta api jauh melampaui fungsi transportasi semata. Ia menyebut moda ini sebagai bagian integral dari dinamika sosial, ekonomi, dan budaya Indonesia.
“Sejak tahun 1864, kereta api telah menjadi tulang punggung pergerakan masyarakat dan distribusi hasil bumi, khususnya di Pulau Jawa,” ujarnya.
Pernyataan ini menjadi refleksi bahwa sejarah perkeretaapian bukan sekadar narasi masa lalu, melainkan juga alat untuk memahami pembangunan nasional dari sudut mobilitas dan konektivitas.
Dalam kesempatan itu, Didiek juga menyampaikan penghargaan kepada alumni FISIP UNS yang meluncurkan buku mengenai sejarah kereta api Indonesia. Karya ini dinilai sebagai kontribusi berharga dalam menjaga memori kolektif bangsa.
Menurutnya, upaya dokumentasi sejarah seperti ini sejalan dengan semangat KAI dalam menjaga dan merawat aset bersejarah, seperti stasiun tua, lokomotif klasik, hingga depo-depo yang kini menjadi cagar budaya.
Baca Juga, Kilasinformasi: Libur Panjang Paskah, KAI Daop 6 Yogyakarta Catat Lonjakan Penumpang Hingga 85.400 Orang
Kolaborasi antara KAI dan UNS tidak berhenti pada diskusi akademik. Keduanya juga resmi menjalin kerja sama yang dituangkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Dadan Rudiansyah dan Wakil Rektor UNS Prof. Irwan Trinugroho.
MoU ini membuka peluang luas dalam riset, pelestarian sejarah, hingga peningkatan kualitas SDM. Dadan Rudiansyah menyampaikan bahwa pelestarian sejarah bukan sekadar bentuk tanggung jawab moral, tetapi juga strategi membangun kepercayaan publik.
“Identitas perusahaan yang kuat berasal dari penghargaan terhadap nilai-nilai sejarahnya. Kami ingin terus berinovasi, tetapi tidak melupakan akar budaya kami,” tegas Dadan.
Tak ketinggalan, KAI Daop 6 Yogyakarta yang diwakili oleh Manajer Humas Feni Novida Saragih, menyatakan bahwa pihaknya juga konsisten mendukung pelestarian cagar budaya kereta api, khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
“Kolaborasi seperti ini bukan yang pertama. Kami rutin terlibat dalam diskusi, seminar, bahkan kegiatan sosial budaya bersama UNS. Kami percaya sinergi antara industri dan pendidikan akan melahirkan gagasan-gagasan segar yang membawa manfaat nyata,” ujar Feni. (Faqih)