Perayaan Solo Menari 2025 hadir kembali dengan tema “Daun Menari”, merayakan harmoni alam dan seni di Kota Solo. Catat tanggalnya: 29 April 2025!
Kilasinformasi.com,Solo,– Kota Solo kembali bersiap menjadi panggung bagi semesta gerak dan irama dalam event tahunan bertajuk “Solo Menari”. Digelar tepat pada 29 April 2025 untuk memperingati Hari Tari Dunia, festival ini bukan sekadar perayaan seni pertunjukan, tapi juga pernyataan identitas budaya dan kepedulian terhadap alam. Dengan mengusung tema “Daun Menari”, perhelatan ini mengajak masyarakat merenungi peran kecil namun vital dari alam”sehelai daun yang sanggup menghasilkan 5 mililiter oksigen per jam”sebagai simbol kehidupan dan keberlanjutan.
Melalui tema tersebut, Solo Menari 2025 menghadirkan tarian sebagai ekspresi syukur atas anugerah alam. Sebuah pendekatan segar yang mempertemukan kearifan lokal dan kepedulian ekologis, menjadikan festival ini tidak hanya memukau secara visual, tapi juga menggugah secara spiritual dan intelektual.
Baca Juga, Kilasinformasi: Meriah! Ini Deretan Acara Spesial Hari Jadi ke-1119 Kota Magelang
Solo Menari tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari semangat kota ini sebagai Kota Budaya yang hidup dalam filosofi “The Spirit of Java”. Kegiatan ini juga memperkuat posisi Solo sebagai KaTa Kreatif (Kota/Kabupaten Kreatif) di bidang Seni Pertunjukan, sekaligus bagian dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang Craft and Folk Art sejak Oktober 2023.
Berlangsung selama satu hari penuh, Solo Menari 2025 menyajikan serangkaian kegiatan yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat:
-
Jelajah Daun
Taman Balekambang Solo | 06.00 – 09.00 WIB
Sebuah aktivitas pagi yang mengajak peserta untuk menyatu dengan alam dan mengenali manfaat tumbuhan lewat pendekatan edukatif dan artistik. -
Sarasehan Film & Tari + Pemutaran Film
Pendhapi Gede Sala Balaikota | 10.00 – 12.00 WIB
Diskusi mendalam tentang hubungan seni tari dan media film, menghadirkan para pelaku seni, akademisi, dan penikmat budaya. -
Pagelaran Tari Massal
Koridor Ngarsopuro Solo | 16.00 – 17.00 WIB
Momen ikonik di mana ratusan penari dari berbagai daerah menampilkan koreografi kolosal yang mencerminkan semangat kebersamaan dan keberagaman. -
Panggung Solo Menari & Pasar Festival
Balaikota Solo | 13.00 – 23.00 WIB
Malam penuh kegembiraan yang menampilkan pertunjukan seni, stan kuliner, kerajinan lokal, serta interaksi budaya yang meriah.
Baca Juga, Kilasinformasi: Pantai Glagah Wangi Istambul: Surga Tersembunyi di Demak
Solo Menari bukan hanya panggung, tapi ruang kolaborasi. Ia mempertemukan komunitas tari, seniman, pelajar, hingga penggiat lingkungan untuk bergerak bersama dalam satu frekuensi kesadaran: bahwa seni bisa menjadi medium untuk perubahan.
Festival ini juga menunjukkan bahwa budaya tidak harus kaku dan eksklusif. Ia bisa hidup dan relevan dengan zaman,menyampaikan pesan ekologis, memperkuat ekonomi kreatif lokal, hingga membangun diplomasi budaya dengan cara yang lebih menyenangkan.
Bagi masyarakat, wisatawan, hingga pencinta seni dari seluruh Indonesia dan mancanegara, Solo Menari menjadi alasan kuat untuk datang dan merasakan denyut jantung budaya Jawa yang tetap hangat, segar, dan terus menari.
Sumber: Visit.Jawatengah