Kilasinformasi.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan daya saing industri makanan dan minuman (mamin) nasional melalui kolaborasi global. Langkah ini dinilai penting untuk membuka peluang ekspor dan memenuhi pasar halal dunia yang terus berkembang.
“Industri makanan dan minuman telah menjadi tulang punggung sektor pengolahan nonmigas, berkontribusi besar pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin, Kemarin.
Baca Juga, Kilasinformasi: Produksi Beras Nasional Naik 14,49%, Pemerintah Klaim Menuju Swasembada Pangan
Sepanjang triwulan III-2024, industri mamin mencatat pertumbuhan 5,82 persen, melampaui pertumbuhan PDB nasional yang berada di angka 4,95 persen. Industri ini juga menyumbang 40,17 persen terhadap PDB sektor industri pengolahan nonmigas.
Tak hanya tumbuh, sektor ini juga menjadi sumber utama penyerapan tenaga kerja. Tercatat sebanyak 3,6 juta pekerja terserap melalui 1,7 juta UKM mamin. Secara total, sektor industri agro menyerap 9,37 juta tenaga kerja selama 2024.
Guna terus mengembangkan sektor ini, Kemenperin aktif menjembatani kerja sama dengan mitra internasional. Tujuannya: mendorong inovasi, alih teknologi, serta membuka akses pasar ekspor yang lebih luas.
“Kemitraan global sangat penting untuk meningkatkan mutu produk dan ekspansi pasar. Kami akan terus fasilitasi kolaborasi lintas negara,” ujar Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.
Salah satu contoh kerja sama strategis datang dari PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS), (anak usaha PT Niramas Utama (produsen INACO).) yang menggandeng Tarami Corporation, produsen jeli buah nomor satu di Jepang.
Melalui lini produksi khusus Japan Quality Line, NPS kini memproduksi jeli buah halal dalam kemasan dengan standar tinggi setara Jepang. Kolaborasi ini juga didukung Kawasho Foods Corporation, mitra penyedia bahan baku dari Tokyo. Seluruh proses produksi mengacu pada standar halal internasional.
Baca Juga, Kilasinformasi: GKR Hemas Apresiasi Pelayanan Publik Sleman: Puskesmas hingga MPP Sudah Maju
Presiden Direktur NPS, Adhi S. Lukman, menyebut kerja sama ini hasil perjuangan dua tahun penuh tantangan. “Kami ingin hadirkan produk sehat, aman, dan berkualitas tinggi untuk konsumen muslim dunia. Ini adalah bentuk nyata sinergi lintas negara yang saling menguatkan,” ujarnya.
Produk hasil kolaborasi ini akan diluncurkan di berbagai negara untuk menjawab kebutuhan pasar halal yang terus tumbuh. Indonesia sendiri, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, dinilai sangat potensial menjadi pusat produksi halal dunia.
Menperin Agus menyatakan dukungannya terhadap inisiatif tersebut. Ia berharap semakin banyak industri nasional yang mampu terlibat dalam rantai pasok halal global.
“Kita harus bisa jadi produsen halal terbesar dunia. Dengan inovasi, kualitas, dan dukungan kebijakan, target pertumbuhan industri sebesar 8 persen bukan hal mustahil,” pungkasnya.
Sumber: Kemenperin