Indonesia ajak publik dukung 12 inovasi digital di WSIS Prizes 2025. Suara Anda penting untuk harumkan nama bangsa di ajang teknologi dunia!
Kilasinformasi.com, Jakarta, – Di tengah kemajuan teknologi global, Indonesia kembali unjuk gigi lewat 12 inovasi digital yang berhasil masuk nominasi World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2025, ajang bergengsi tingkat dunia yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui International Telecommunication Union (ITU).
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyerukan ajakan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam memberikan dukungan suara (voting) terhadap karya-karya terbaik anak bangsa di ajang internasional tersebut. Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/4/2025), Nezar menegaskan pentingnya partisipasi publik sebagai penguat posisi Indonesia di panggung global.
“Setiap suara dari masyarakat menjadi bukti bahwa kita mendukung semangat inovasi dan kolaborasi digital dalam negeri. Ini bukan hanya soal menang, tapi juga bagaimana kita menunjukkan kapasitas Indonesia dalam menciptakan solusi digital yang berdampak,” tegas Nezar.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kartini Digital: Perempuan Muda Bersatu Wujudkan Dunia Maya Aman untuk Anak
Sejak 2017, Indonesia telah mengukir prestasi dengan meraih enam penghargaan utama di ajang WSIS. Beberapa di antaranya adalah program Internet Sehat dari ICT Watch, platform IndonesiaBaik dari Kominfo (kini Komdigi), hingga Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Siberkreasi.
Tahun ini, Indonesia kembali mengajukan 12 inisiatif digital unggulan di tujuh kategori WSIS, yang mewakili keberagaman solusi mulai dari manajemen limbah digital, literasi masyarakat desa, pemberdayaan perempuan, hingga penanggulangan hoaks.
Karya-karya yang masuk nominasi bukan sekadar proyek digital, tetapi wujud nyata kolaborasi antar pemangku kepentingan, pemerintah, komunitas, akademisi, hingga masyarakat akar rumput. Contohnya, Digdaya Persuratan dari PBNU yang menawarkan sistem manajemen dokumen berbasis digital, atau K-trash dari Kelompok Darwis Setopuro yang mengubah pengelolaan sampah menjadi aktivitas digital yang produktif.
Ada pula Pundensari Education Culture Electronic Learning dari OpenMadiun Communicate yang mengembangkan model pembelajaran berbasis kearifan lokal dengan pendekatan digital.
Baca Juga, Kilasinformasi: Indonesia dan Rusia Sepakat Perluas Kerja Sama Digital dan Konektivitas
Masyarakat dapat memberikan suara melalui tautan resmi: https://s.id/pilih-indonesia. Nezar mengingatkan agar semua 18 kategori dipilih agar voting dianggap sah. Batas waktu voting adalah 1 Mei 2025 pukul 04.00 WIB.
“Dukungan Anda sangat berarti. Kita ingin Indonesia kembali harum namanya di kancah dunia. Mari kita kibarkan Merah Putih di WSIS Prizes 2025,” ujar Nezar.
Puncak penganugerahan WSIS Prizes akan berlangsung dalam Forum WSIS di Jenewa, Swiss, pada 11–17 Juli 2025. Jika berhasil membawa pulang penghargaan, ini tak hanya menjadi kemenangan bagi para inovator, tapi juga simbol keberhasilan transformasi digital Indonesia yang inklusif dan berdampak sosial.
Dalam ekosistem digital yang terus berkembang, ajang seperti WSIS Prizes menjadi bukti bahwa inovasi tak hanya lahir dari pusat kota atau institusi besar. Melainkan juga dari desa, komunitas kecil, dan tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia. Dengan semangat kolaboratif dan gotong royong digital, Indonesia siap melangkah lebih jauh di era informasi global.
Sumber: Komdigi