Kilasinformasi.com, Madinah, Arab Saudi — Suasana lobi Hotel InterContinental Dar Al Hijra, Madinah, sempat dibuat kebingungan oleh kehadiran seorang pria Arab yang berusaha menyampaikan sesuatu kepada para petugas haji Indonesia. Tak satu pun dari mereka benar-benar memahami maksud sang pria, hingga hadir seorang gadis berseragam biru yang langsung menjadi jembatan komunikasi: Ruqayyah Asmar Abdul Hakim.
Gadis 26 tahun ini adalah tenaga pendukung Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), khususnya di layanan konsumsi. Namun, kehadirannya bukan sekadar pelengkap. Fasih berbahasa Arab karena lahir dan besar di Mekah, Ruqayyah – atau akrab disapa Ayya – menjadi solusi di tengah kendala komunikasi yang sering kali terjadi antara petugas Indonesia dan mitra lokal.
Putri sulung dari pasangan Mandailing asal Sumatera Utara ini menjalani sebagian besar hidupnya di Arab Saudi. Meski demikian, identitas ke-Indonesiaannya tetap lekat, terlihat dari sikap santun dan pembawaannya yang bersahaja. Ayya hanya pernah tinggal di luar Mekah saat menempuh studi S1 di Malaysia dan sesekali pulang ke Indonesia – terakhir pada 2023.
Baca Juga, Kilasinformasi: Menggantikan Ayah ke Tanah Suci: Kisah Haru Pahrul yang Temani Ibunya Berhaji
Motivasi Ayya menjadi petugas haji sederhana namun dalam: “Ingin melayani tamu Allah.” Ia juga ingin memberi kontribusi langsung kepada para jemaah, khususnya lansia. Sejak bergabung sebagai petugas sejak musim haji 2024, Ayya menjalani seleksi yang sama seperti petugas dari tanah air – mulai dari pendaftaran daring, ujian CAT, hingga wawancara.
Setiap hari, Ayya memulai pekerjaannya sejak pukul 05.00 WAS. Bersama tim konsumsi yang dipimpin oleh Bu Djubaidah, ia bertanggung jawab dalam pendistribusian makanan kepada jemaah, mulai dari sarapan hingga makan malam. Tugasnya juga mencakup pengawasan katering dan pengecekan sampel makanan sebelum disajikan.
Meski berat, Ayya menjalaninya dengan ikhlas. Bagi dia, momen paling mengharukan adalah saat melepas para jemaah kembali ke tanah air, setelah hari-hari penuh interaksi dan pelayanan di Mekah.
Baca Juga, Kilasinformasi: 60 Ribu Jemaah Haji Indonesia Telah Diberangkatkan, 200 Ribu Lebih Sudah Tervisa
Kehadiran petugas seperti Ayya sangat krusial. Bahasa Arab yang ia kuasai bukan hanya alat komunikasi, tapi juga penghubung budaya yang kerap menjadi hambatan dalam layanan jemaah. Perannya menunjukkan pentingnya keterlibatan mukimin – WNI yang tinggal di Arab Saudi – dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Di sela tugasnya, Ayya tetap memelihara cita-cita di bidang teknologi. Lulusan IT ini ingin berkarier sebagai desainer web atau pengembang aplikasi. Ia menyukai konten-konten Tiktok bertema editing dari Saudi, meski mengaku jarang mengikuti tren medsos dari Indonesia.
Ayya ingin tetap tinggal di Arab Saudi, tempat ia merasa nyaman dan sudah menyatu dengan lingkungan. Namun hatinya tetap terpaut pada Tanah Air – terutama saat ia mengenang jalan-jalan dan belanja di Indonesia yang menurutnya lebih hemat dan meriah.
Sumber : Kemenag