Kilasinformasi.com, 19 Februari 2025 – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), pada 19 Februari 2025, memberikan pengarahan kepada Kepala Dinas Sosial se-Jawa Timur dan anggota DPRD Sulawesi Tenggara mengenai pentingnya efisiensi anggaran di seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Gus Ipul menjelaskan bahwa efisiensi anggaran yang tepat justru dapat menyehatkan birokrasi Indonesia, sama seperti manfaat puasa yang dapat membunuh sel kanker dan menghilangkan lemak tubuh.
Bagi Gus Ipul, efisiensi anggaran bukan hanya sekadar penghematan belanja, tetapi sebuah cara untuk menghapus lemak-lemak birokrasi yang selama ini memperlambat proses pelayanan kepada masyarakat. Ia menyampaikan analogi puasa untuk menggambarkan bagaimana efisiensi dapat memberikan manfaat yang besar bagi negara.
Efisiensi Anggaran untuk Kesehatan Birokrasi
“Bapak-ibu pernah dengar manfaat puasa yang bisa membunuh sel kanker? Bahwa puasa itu menyehatkan badan kita. Begitu juga dengan efisiensi anggaran ini yang bisa menghapus lemak-lemak birokrasi,” ujar Gus Ipul dengan semangat dalam dialog bersama para pemangku kepentingan di Kementerian Sosial Jakarta.
Baca Juga, Kilasinformasi : Target Tuntas! Kemensos Pastikan Pencairan Bansos Sebelum Ramadan, Begini Update Terbarunya!
Menurutnya, anggaran yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemerintah daerah, khususnya anggaran untuk belanja barang dan belanja modal, seharusnya dapat lebih dioptimalkan. Pengalihan anggaran ke program-program pro rakyat yang lebih berdampak untuk masyarakat luas menjadi langkah utama dalam program efisiensi anggaran.
Lebih lanjut Gus Ipul menegaskan bahwa program efisiensi anggaran yang digalakkan oleh pemerintah tidak akan memengaruhi anggaran program untuk kepentingan rakyat. Belanja untuk pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial tetap menjadi prioritas. Bahkan, ia mengatakan bahwa jika diperlukan, anggaran untuk Bantuan Sosial (Bansos) bisa ditambah.
Contoh Nyata Efisiensi Anggaran
Gus Ipul juga memberikan contoh nyata dari efisiensi anggaran yang sudah dilakukan oleh Kementerian Sosial. Salah satunya adalah penghematan penggunaan listrik. Dalam setengah bulan terakhir, Kemensos berhasil menghemat hingga Rp300 juta hanya dari pengurangan konsumsi listrik di kantor. Efisiensi ini menjadi contoh nyata bahwa setiap rupiah anggaran negara harus digunakan secara bijaksana dan produktif.
“Efisiensi anggaran ini harus dimulai dari kesadaran kita semua, terutama Aparatur Sipil Negara (ASN),” ujar Gus Ipul. Ia menggambarkan perbedaan kesadaran efisiensi antara kantor dan rumah tangga. “Kalau di rumah kita sangat peduli pada penggunaan listrik, seperti menyalakan AC atau lampu, kenapa di kantor kita tidak bisa berbuat hal yang sama?”
Kolaborasi dan Inovasi dalam Efisiensi
Lebih lanjut, Gus Ipul mendorong agar berbagai pihak dapat memanfaatkan pendekatan kreatif dan inovatif dalam memaksimalkan penggunaan anggaran yang lebih efisien. Ia menyebutkan bahwa sinergi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci sukses dalam program-program yang berdampak positif.
“Sekarang kita coba alihkan ke kegiatan yang berdampak. Kita lakukan kerja bakti, car free day, dan banyak pihak yang bergabung tanpa diundang,” jelasnya. Dalam hal ini, Gus Ipul mengapresiasi peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2024 yang melibatkan lebih dari 720 ribu orang di seluruh Indonesia dalam kegiatan kerja bakti.
Baca Juga, Kilasinformasi : Inpres DTSEN Resmi Ditandatangani! Kemensos Siap Lakukan Uji Petik dan Verifikasi Data, Bansos Tepat Sasaran!
Selain itu, Gus Ipul juga berusaha mendorong kerja sama dengan universitas dan sivitas akademika untuk turut berperan dalam kegiatan riset dan pemberdayaan masyarakat. Kemensos berkolaborasi dengan lebih dari 200 perguruan tinggi se-Jawa Timur untuk membantu pengentasan kemiskinan di desa-desa binaan.
Efisiensi Anggaran yang Tidak Mengurangi Kinerja
Di akhir penyampaiannya, Gus Ipul mengingatkan kepada seluruh Kepala Dinas Sosial se-Jawa Timur untuk tidak mengeluhkan adanya efisiensi anggaran. Sebaliknya, dia mengajak untuk melihat efisiensi sebagai peluang untuk berinovasi.
“Efisiensi anggaran ini jangan sampai menurunkan kinerja kita. Diperlukan kreativitas dan inovasi agar target-target kita tetap tercapai,” pungkasnya.
Sumber : kementrian Sosial