Kilasinformasi.com, Payakumbuh – Rendang tak lagi sekadar ikon kuliner Nusantara. Kini, masakan Minang yang mendunia ini menjelma sebagai komoditas strategis dalam perekonomian lokal dan nasional. Menyadari potensinya yang luar biasa, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan ekosistem industri rendang melalui sinergi berbagai pihak, dari pemerintah pusat, daerah, hingga pelaku usaha kecil dan menengah (IKM).
Salah satu contoh konkret dari keberhasilan strategi ini dapat dilihat di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, yang dikenal luas sebagai “The City of Rendang”. Kota ini bukan hanya mempertahankan tradisi kuliner leluhur, tapi juga menjadikannya sebagai daya ungkit ekonomi masyarakat. Bahkan, rendang Payakumbuh kini menjadi bagian dari menu konsumsi bagi jamaah haji Indonesia, membuka peluang diplomasi budaya sekaligus pasar global baru.
“Langkah ini bukan hanya memperluas pasar, tapi juga mengangkat rendang sebagai simbol identitas kuliner bangsa di kancah internasional,” kata Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita.
Baca Juga, Kilasinformasi : Ekspor Produk Kulit Naik, Kemenperin Genjot Sentra IKM Kulit di Yogyakarta
Kemenperin menjadikan industri rendang sebagai salah satu motor penggerak dalam program “Indonesia Spice Up the World” (ISUTW), sebuah inisiatif nasional untuk meningkatkan nilai ekspor makanan olahan dan bumbu rempah Indonesia hingga USD2 miliar.
“Dengan karakteristiknya yang kaya rempah dan bercita rasa otentik, rendang sangat potensial menjadi wajah kuliner Indonesia di pasar global,” lanjut Reni.
Tak sekadar berbicara soal rasa, pengembangan industri rendang kini menyentuh aspek hilirisasi, edukasi, dan inovasi. Di Payakumbuh, berdiri Sentra IKM Rendang dan program “School of Randang” yang menjadi pusat pelatihan memasak rendang secara autentik, sekaligus mengajarkan standar keamanan pangan untuk memenuhi regulasi ekspor.
Namun, Reni tak menutup mata terhadap berbagai tantangan yang dihadapi IKM rendang, mulai dari fluktuasi harga bahan baku, kebutuhan teknologi pengolahan modern, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan sarana produksi yang higienis.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenperin Dukung Penguatan Branding IKM Kosmetik dan Obat Tradisional Lokal
Menjawab tantangan tersebut, Kemenperin melalui Ditjen IKMA telah menggulirkan berbagai program strategis. Mulai dari revitalisasi sentra IKM dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), restrukturisasi mesin dan peralatan, fasilitasi sertifikasi keamanan pangan seperti HACCP dan SNI, hingga peningkatan kualitas kemasan melalui Rumah Kemasan dan Klinik Desain Merek.
Tak hanya itu, akses pasar juga diperluas dengan menjalin kemitraan dengan sektor hotel, restoran, katering (horeca), ritel, serta industri menengah dan besar. Program Indonesia Food Innovation (IFI) pun hadir untuk mendorong kreasi produk baru berbasis bahan lokal.
Salah satu hasil nyata dari inisiatif tersebut adalah transformasi IKM Rendang Gadih—yang kini menjadi PT Gadih Minang Anugrah. Usaha yang awalnya berskala rumah tangga ini kini memiliki fasilitas produksi modern dengan standar tinggi, dan mampu menghasilkan rendang kemasan siap saji serta bumbu instan tanpa bahan pengawet.
“Dengan kapasitas produksi mencapai 4 ton per bulan, IKM Rendang Gadih kini siap ekspansi lebih luas lagi,” ujar Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho.
Tak main-main, PT Gadih Minang Anugrah telah mengantongi berbagai sertifikasi penting seperti P-IRT, BPOM MD, NKV, hingga HACCP. Prestasinya pun mengilap, termasuk meraih Juara 2 di ajang Indonesia Food Innovation 2023 dan penghargaan One Village One Product (OVOP) bintang tiga dari Kemenperin tahun 2024.
Distribusi produknya telah menjangkau berbagai wilayah, mulai dari Sumatera Barat hingga Jakarta, Tangerang, dan Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa rendang tak lagi identik dengan konsumsi lokal semata, tapi telah menjadi produk unggulan yang layak bersaing secara global.
Baca Juga, Kilasinformasi: UMKM Kota Yogyakarta Unjuk Gigi di Indonesia City Expo 2025
Direktur Utama PT Gadih Minang Anugrah, Dedy Syandera Putera, menyampaikan apresiasi atas dukungan berbagai pihak, mulai dari Kemenperin, Pemprov Sumbar, hingga Pemkot Payakumbuh.
“Berbagai penghargaan nasional yang kami terima, termasuk dari BPOM, MUI, dan Kemendag, merupakan bukti bahwa kolaborasi adalah kunci tumbuhnya industri IKM yang berdaya saing tinggi,” ucap Dedy.
Dengan pendekatan yang menyeluruh(dari hulu ke hilir)Kemenperin berhasil menciptakan ekosistem industri rendang yang tak hanya mempertahankan warisan kuliner Indonesia, tetapi juga mendorongnya menjadi kekuatan ekonomi baru yang siap bersaing di pasar dunia.
Sumber: Kemenperin