Kilasinformasi.com, Semarang – Pemerintah Kota Semarang terus menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan industri kreatif lokal, terutama bagi generasi muda. Melalui kegiatan Workshop dan Mini Lab Lawang Sewu Short Film Festival 2025, yang digelar di Hotel Kotta, Kamis (23/10), Pemkot Semarang membuka ruang bagi para pelajar dan komunitas film untuk mengasah kemampuan dan menyiapkan karya terbaik mereka.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian menuju Lawang Sewu Short Film Festival yang akan digelar pada Desember mendatang. Hadir membuka kegiatan, Iswar Aminuddin mewakili Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, sekaligus memberikan semangat kepada peserta.
“Hari ini kita mengawali kegiatan yang diharapkan mampu menelurkan sineas-sineas muda di Kota Semarang. Kita ingin menciptakan anak-anak muda yang memiliki kreativitas tinggi dan mampu menghadirkan karya yang membanggakan,” ujarnya.
Iswar menekankan pentingnya membangun ekosistem kreatif yang kuat di Kota Semarang agar para pelajar dan komunitas film tidak lagi harus bergantung pada fasilitas produksi dari luar kota, seperti Yogyakarta.
“Anak-anak Semarang kalau mau bikin film, seringnya masih nyewa di Jogja. Padahal Semarang punya potensi besar. Lewat kegiatan seperti ini, kita ingin membangun keyakinan bahwa Semarang juga bisa jadi rumah bagi karya-karya film berkualitas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Iswar menyoroti bahwa kreativitas merupakan kunci kemajuan seni dan industri kreatif. Ia mencontohkan bagaimana inovasi yang dilakukan seniman dan musisi mampu menghidupkan kembali ekosistem kreatif di berbagai daerah.
“Saya lihat bagaimana seniman dan musisi dari Yogyakarta kini kembali bangkit dengan kreativitas baru. Misalnya Sheila On 7, yang mampu memikat kembali puluhan ribu penonton berkat inovasi dalam tampilan, teknologi, hingga cara berkomunikasi. Artinya, kreativitas yang terus dikembangkan bisa membuat karya tetap relevan dan berdaya,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi peran para mentor dan komunitas film yang hadir membimbing peserta. Menurutnya, kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan ruang aman dan inklusif bagi pelajar untuk bereksperimen dan mengembangkan imajinasi mereka.
“Kita ingin anak-anak muda Semarang bisa bebas berekspresi tanpa khawatir dianggap negatif. Mereka hanya butuh ruang dan dukungan agar ide-idenya tumbuh. Dari sinilah muncul karya, muncul potensi, bahkan bisa menciptakan dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Iswar turut membagikan kisah inspiratif tentang Pantai Tiram, lokasi syuting film pelajar yang kini berubah menjadi destinasi wisata populer di Semarang.
“Pantai Tiram dulu bukan tempat yang ramai, bahkan kondisinya kurang terawat. Tapi setelah dijadikan lokasi pengambilan gambar oleh anak-anak sekolah, banyak yang melihat potensinya. Kini setiap minggu bisa dikunjungi hingga enam ribu orang,” tuturnya.
Menurutnya, contoh tersebut membuktikan bahwa kreativitas anak muda mampu memberi dampak nyata, tidak hanya di bidang seni, tetapi juga dalam penggerakan ekonomi dan pembangunan daerah.
“Semua bermula dari imajinasi. Dari sana bisa lahir gerakan ekonomi, destinasi wisata, dan kebanggaan bagi kota kita. Karena itu, Pemerintah Kota Semarang akan terus mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini,” tegasnya.
Melalui Workshop dan Mini Lab Lawang Sewu Short Film Festival 2025, Pemerintah Kota Semarang berharap dapat melahirkan lebih banyak sineas muda berbakat yang membawa semangat baru bagi perfilman lokal.


