Kilasinformasi.com, Bogor — Kementerian Agama (Kemenag) mendorong para takmir masjid untuk memperluas fungsi masjid, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat jaminan sosial dan pemberdayaan ekonomi umat.
Dorongan tersebut disampaikan Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, saat membuka kegiatan Pembinaan dan Penguatan Kompetensi Takmir Masjid dan Musala di Bogor.
Menurut Arsad, masjid memiliki potensi besar untuk menjadi wadah bagi masyarakat mencari solusi atas berbagai persoalan sosial.
“Fungsi takmir bisa memfasilitasi orang berbincang seputar urusan sosial, bahkan menjadi tempat jaminan sosial bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa manajemen takmir yang baik dan profesional akan menumbuhkan kepercayaan publik. Dengan meningkatnya kepercayaan itu, potensi pengelolaan zakat, infak, dan sedekah di masjid bisa berkembang lebih besar.
“Kalau manajemen takmir sudah bagus, pasti akan muncul kepercayaan di masyarakat. Dan kalau sudah ada trust, masjid tidak akan kekurangan dana,” tambah Arsad.
Lebih jauh, Arsad menilai masjid juga dapat berperan dalam mengatasi masalah ekonomi umat, termasuk membantu jamaah yang terjerat pinjaman online.
“Kita bisa lakukan asesmen dulu. Kalau jamaahnya rajin, dipercaya, dan produktif, bisa diberikan pinjaman lunak. Inilah bentuk nyata fungsi sosial masjid,” jelasnya.
Selain aspek ekonomi, Arsad mengingatkan agar takmir tidak hanya fokus pada pembangunan fisik dan penggalangan dana, tetapi juga pada pemanfaatan masjid sebagai pusat pelayanan umat. Ia mencontohkan pentingnya menjaga kebersihan masjid sebagai bagian dari penerapan nilai ekoteologi.
“Masjid harus bersih. Kadang muncul stigma negatif bahwa toilet masjid itu kotor, padahal seharusnya tidak. Menjaga kebersihan adalah bagian dari tanggung jawab moral takmir,” tegasnya.
Sementara itu, Kasubdit Kemasjidan, Nurul Badruttamam, menambahkan bahwa pembinaan ini bertujuan memperkuat kompetensi takmir agar mampu mengelola fungsi sosial dan ekonomi masjid secara optimal.
“Setelah pembinaan, kami tetap melakukan pendampingan bagi para takmir melalui layanan sistem kemasjidan,” ujarnya.
Subdirektorat Kemasjidan kini tengah menjalankan sejumlah program unggulan seperti Masjid Berdaya Berdampak (MADADA), Masjid Travelers, Masjid Pelopor Moderasi Beragama (MPMB), serta Jambore Aktivis Remaja Masjid Indonesia (ARMI).
Selain itu, Kemenag juga mengembangkan Sistem Informasi Masjid (SIMAS), program FOREMOST, hingga Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRA). Ada pula inisiatif seperti Gerakan Fasolatan dan Masjid Inklusif (GFMI) serta kerja sama Baznas Microfinance Masjid (BMM–MADADA) untuk memperkuat ekosistem sosial dan ekonomi berbasis masjid.
“Semua program ini adalah upaya kami untuk merevitalisasi fungsi masjid agar semakin berdaya dan berdampak bagi umat,” tutup Nurul.
sumber: Kemenag


