Close Menu
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
Rabu, November 12
Facebook X (Twitter) Instagram
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
You are at:Beranda » Kemenag Gelar Ramadan Global Camp di UIN Malang: Bahas Kurikulum Cinta dengan Mahasiswa dari Berbagai Benua
Pendidikan

Kemenag Gelar Ramadan Global Camp di UIN Malang: Bahas Kurikulum Cinta dengan Mahasiswa dari Berbagai Benua

KilasInformasiBy KilasInformasiMaret 8, 202503 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Kemenag gelar Ramadan Global Camp di UIN Malang, membahas kurikulum cinta dengan mahasiswa internasional. Diskusi melibatkan tema pluralisme, kedamaian, dan pentingnya pendidikan berbasis cinta kasih. foto : Kemenag
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kilasinformasi.com, 8 Maret 2025, – Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia kembali menggelar acara bergengsi, Ramadan Global Camp, yang kali ini diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, pada Jumat (8/3/2025). Acara ini, yang diisi dengan sebuah talk show, bertujuan untuk mengangkat tema “Kurikulum Cinta” dan melibatkan mahasiswa UIN Malang dari berbagai penjuru dunia, termasuk Eropa, Timur Tengah, ASEAN, hingga Amerika.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, yang hadir dalam acara ini, menyampaikan pesan penting mengenai esensi cinta sebagai dasar hubungan antar makhluk hidup. Menurutnya, segala hal yang dicapai oleh manusia, termasuk kesuksesan pribadi maupun karier, tidak terlepas dari peran serta ekosistem kehidupan yang lebih besar. Semua itu, katanya, merupakan bagian dari orkestra kehidupan yang diatur oleh Allah.

Baca Juga, Kilasinformasi : Kurikulum Berbasis Cinta: Menciptakan Insan Humanis

“Setiap pencapaian yang kita raih, baik itu karier atau kesuksesan lainnya, tidak lepas dari kontribusi orang lain, dari sebuah ekosistem kehidupan yang terdiri dari manusia, lingkungan, dan alam sekitar. Ini adalah bukti bahwa hidup kita terhubung dalam harmoni yang diatur oleh Sang Pencipta,” ujarnya.

Kurikulum Cinta sendiri pertama kali diprakarsai oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, sebagai panduan bagi lembaga pendidikan yang berada di bawah Kementerian Agama, khususnya di Pendidikan Tinggi Keagamaan. Tujuannya adalah untuk mencetak generasi bangsa yang memiliki dasar cinta kasih yang kuat.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin, menjelaskan bahwa ide besar di balik Kurikulum Cinta tidak hanya berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadis, tetapi juga mengkaji teks-teks keagamaan dari berbagai agama. Menurutnya, agama-agama di dunia mengajarkan nilai-nilai cinta kasih sebagai jalan untuk mengatasi berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, kekerasan, dan konflik sosial.

“Menteri Agama melihat dengan tajam berbagai masalah sosial yang berkembang di masyarakat global. Dari kemiskinan hingga kekerasan, banyak hal yang perlu diperbaiki. Agama sejatinya mengajarkan kehidupan yang harmonis dan damai, namun kenyataannya banyak sekali tantangan sosial. Pendidikan adalah kunci untuk menyelesaikan masalah ini, baik dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi,” ungkap Prof. Sahiron.

Rektor UIN Malang, Zainuddin, menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, harus terus menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme dan menjaga kedamaian antar umat beragama. Dia mengingatkan bahwa Indonesia bukan hanya negara dengan berbagai agama, tetapi juga kaya akan suku dan bahasa.

Baca Juga, Kilasinformasi : PKUB Kemenag Rancang Kurikulum Berbasis Cinta untuk Memperkuat Kerukunan Umat Beragama

“Pluralitas itu seperti lukisan Tuhan yang terdiri dari berbagai varian. Kita harus menjaga dan merawatnya, jangan sampai merusaknya. Indonesia adalah negara plural, yang terdiri dari berbagai agama, suku, dan bahasa. Maka, kita harus terus menjaga kerja sama yang baik antar sesama,” tuturnya.

Salih Alson Haji, seorang mahasiswa asal Libya yang kini menempuh pendidikan S3 di UIN Malang, juga berbagi pengalamannya mengenai kehidupan di Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki keindahan yang berbeda, terutama dalam hal kerukunan antar umat beragama, suku, dan budaya. “Indonesia sangat kaya, kaya agama, kaya bahasa, kaya budaya. Namun, yang paling penting adalah bagaimana Indonesia mampu hidup berdampingan dalam harmoni dan kedamaian,” ujarnya.

Sumber : Kementrian agama

Kemenag Kurikulum Cinta mahasiswa internasional pendidikan berbasis cinta Pendidikan Tinggi Keagamaan perdamaian antar agama pluralisme Indonesia Ramadan Global Camp Sekretaris Jenderal Kemenag UIN Malang
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
KilasInformasi
  • Website

Berita Terkait

Surana di HUT ke-14 NasDem Sleman: Anak Muda Harus Mandiri dan Siap Jadi Agen Perubahan

November 11, 2025

Festival JCWF 2025 Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata Berkesadaran di Jogja

November 10, 2025

GKR Bendara Ajak Masyarakat Pulang ke Nilai Tradisi Lewat JCWF 2025

November 8, 2025
Berita Terbaru

Seminar Internasional Bahas Perjuangan KH Sholeh Darat, Langkah Strategis Menuju Pahlawan Nasional

November 12, 2025 Berita Unggulan

Surana di HUT ke-14 NasDem Sleman: Anak Muda Harus Mandiri dan Siap Jadi Agen Perubahan

November 11, 2025 Berita Unggulan

Dumai Raih Special Award ISNA 2025, Wali Kota Paisal: Ini Prestasi untuk Seluruh Warga

November 11, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
© 2019 Kilas Informasi - All Right Reserved.
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.