Kilasinformasi.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan kesiapan maksimal dalam menyelenggarakan ibadah haji 2025. Dengan kuota sebanyak 221.000 jemaah, Indonesia menjadi salah satu negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis M. Hanafi, mengungkapkan bahwa seluruh aspek layanan haji telah dipersiapkan secara matang dan terintegrasi. “Kami menargetkan pelayanan terbaik dan menyeluruh sesuai arahan Menteri Agama. Semuanya ditangani dengan cermat demi kenyamanan dan keselamatan jemaah,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Baca Juga, Kilasinformasi: Gadis Kelahiran Mekah Ini Rela Jadi Petugas Haji Demi Melayani Tamu Allah
Lima Pilar Layanan Haji 2025
Kemenag membagi layanan jemaah menjadi lima kategori utama:
1. Akomodasi Strategis dan Nyaman
Di Makkah, jemaah akan menginap di 205 hotel yang seluruhnya berada dalam radius maksimal 4,5 km dari Masjidil Haram. Sementara di Madinah, 95 hotel disediakan seluruhnya di kawasan Markaziyah, area yang hanya berjarak beberapa langkah dari Masjid Nabawi. Lokasi hotel ini dipilih untuk memudahkan mobilitas, terutama bagi jemaah lansia dan difabel.
2. Transportasi Terintegrasi 24 Jam
Tiga jenis layanan transportasi disiapkan:
-
Antarkota: Menghubungkan Makkah, Madinah, dan Jeddah.
-
Bus Shalawat: Operasional 24 jam mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram.
-
Transportasi Masyair: Khusus digunakan selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
3. Konsumsi Bergizi dan Cita Rasa Nusantara
Total 127 kali makan akan diterima oleh setiap jemaah selama di Arab Saudi, terdiri dari:
-
84 kali makan di Makkah,
-
27 kali makan di Madinah,
-
15 kali makan selama puncak ibadah haji.
Uniknya, Kemenag menginstruksikan penggunaan bumbu asal Indonesia. Sebanyak 475 ton dari total 611 ton bumbu didatangkan langsung dari Tanah Air, menciptakan peluang ekonomi sekaligus mempertahankan kelezatan rasa khas Nusantara.
4. Layanan Umum dan Kesehatan
Layanan ini mencakup kebersihan, keamanan, kesehatan, hingga bimbingan ibadah. Tim medis dan ambulans disiagakan di titik-titik vital. Selain itu, petugas pelindung jemaah juga disiapkan untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan selama menjalankan ibadah.
5. Optimalisasi Layanan Masyair saat Puncak Haji
Puncak haji yang berlangsung pada 8–13 Zulhijah 1446 H (sekitar 4–9 Juni 2025) mendapat perhatian khusus. Kemenag menggandeng delapan perusahaan penyedia layanan terbaik, hasil seleksi ketat dari 43 pendaftar. Model baru ini menggantikan sistem muassasah geografis yang sebelumnya berbasis Asia Tenggara.
“Langkah ini bagian dari transformasi pelayanan agar lebih profesional dan efisien. Perusahaan dipilih berdasarkan kualitas, bukan lagi wilayah asal,” kata Muchlis.
Baca Juga, Kilasinformasi: Menggantikan Ayah ke Tanah Suci: Kisah Haru Pahrul yang Temani Ibunya Berhaji
Selain itu, selama 3–11 Juni 2025, Kemenag menyiapkan makanan siap saji seperti rendang dan opor. Sebanyak 2,4 juta paket telah disiapkan untuk mengatasi kendala distribusi akibat padatnya lalu lintas di Makkah.
Muchlis juga menyoroti sejarah perubahan sistem layanan haji. Jika pada 1950-an hingga 1970-an layanan diatur oleh para Syekh asal Jawa, dan pada 1980-an beralih ke muassasah berbasis negara, kini sistem bergeser menjadi perusahaan swasta hasil seleksi profesional. Kebijakan ini mengikuti arahan otoritas Arab Saudi sejak 2021 untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas.
Melalui sinergi antara inovasi pelayanan, pemanfaatan produk dalam negeri, dan seleksi ketat mitra layanan, Kemenag berharap ibadah haji tahun ini berjalan tertib, aman, dan penuh keberkahan.
“Dengan segala upaya yang telah dilakukan, kami berharap tingkat kepuasan jemaah terhadap layanan haji tahun 2025 meningkat signifikan,” tutup Muchlis optimistis.
Sumber: infopublik.id