Kemenag Siapkan Pedoman Siaran Keagamaan Jelang Ramadan 2025, Ini yang Harus Diketahui Media!
Kilasinformasi, 14 Februari 2025 – Menyambut Bulan Suci Ramadan 2025, Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia menggelar acara bertajuk Temu Penanggung Jawab Program Siaran Agama Islam di Media pada Kamis (13/2/2025) di Wisma Kementerian Agama, Jakarta Pusat. Acara ini mengundang berbagai pihak terkait, termasuk praktisi media, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan tokoh agama, untuk bersama-sama membahas pedoman siaran keagamaan yang akan berlaku selama bulan Ramadan.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga penyiaran, dan masyarakat untuk menghasilkan siaran keagamaan yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga informatif dan berkualitas. Dalam sambutannya, Abu Rokhmad menyampaikan, “Kekuatan kita hari ini dan ke depan tidak lagi bertumpu pada individu, tetapi pada kerja sama dan kolaborasi. Oleh karena itu, siaran keagamaan pun harus terus kita perkuat melalui sinergi antara Kemenag dengan KPI, MUI, serta sahabat-sahabat dari media.”
Baca Juga : Kemenag Bangun Pesantren Percontohan Modern dengan Standar Internasional, Siap Cetak Pemimpin Masa Depan!
Fokus Utama Pedoman Siaran Keagamaan Ramadan
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas siaran agama di media, Kemenag akan terus mendorong pembinaan dan apresiasi terhadap media yang menghadirkan program-program berkualitas. Salah satu pedoman utama yang disosialisasikan adalah Surat Edaran Menteri Agama No. 9 Tahun 2023, yang berisi pedoman ceramah keagamaan yang bertujuan menciptakan konten yang menyejukkan dan mendukung harmoni sosial.
Abu Rokhmad menjelaskan bahwa masyarakat pada umumnya lebih terbuka terhadap pesan-pesan keagamaan di bulan Ramadan. Oleh karena itu, penting bagi media untuk memastikan bahwa program yang disajikan tidak hanya berkualitas, tetapi juga membawa manfaat bagi umat Islam. Hal ini harus selaras dengan nilai kebangsaan, toleransi, dan kepedulian sosial, yang menjadi landasan penting dalam penyiaran keagamaan.
Lima Fokus Utama Siaran Keagamaan di Media
Dalam kesempatan ini, Abu Rokhmad juga menekankan lima fokus utama yang akan dijadikan acuan dalam penilaian program siaran keagamaan, terutama dalam kegiatan Anugerah Syiar Ramadan 2025. Anugerah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada media yang berhasil menghadirkan program berkualitas selama bulan Ramadan. Kelima fokus tersebut mencakup:
- Kualitas Konten: Menyajikan ceramah agama yang edukatif dan mendalam, menghindari konten yang provokatif atau sensitif.
- Etika Penyiaran: Memastikan bahwa setiap siaran agama tetap dalam koridor etika penyiaran yang berlaku.
- Penyajian Program: Menyediakan program yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik bagi audiens yang lebih luas.
- Keberagaman dan Toleransi: Memastikan program siaran mendukung nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat toleransi antarumat beragama.
- Dampak Sosial: Menilai seberapa besar dampak positif yang diberikan program siaran terhadap masyarakat, baik dalam aspek spiritual maupun sosial.
Dengan pedoman yang jelas ini, Kemenag berharap media dapat memanfaatkan bulan Ramadan sebagai momentum dakwah yang berkualitas. Abu Rokhmad juga mengajak media dan pendakwah untuk bekerja sama dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang bisa mempererat ikatan sosial dan memperkaya pengalaman spiritual masyarakat.
“Media memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga siaran keagamaan agar tetap dalam koridor etika penyiaran dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Baca Juga : Kemenag Gelar Temu Media Bahas Siaran Keagamaan pada Ramadan 2025
Peran Media dalam Menyajikan Program Ramadan yang Bermutu
Sebagai salah satu elemen penting dalam menyebarkan informasi, media memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa setiap program siaran agama yang ditayangkan pada bulan Ramadan benar-benar membawa kebaikan dan manfaat bagi audiens. Media tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga harus menjadi pendorong bagi terciptanya kesadaran sosial dan spiritual di kalangan masyarakat.
Melalui kolaborasi yang lebih erat antara Kemenag, KPI, MUI, dan media, diharapkan Ramadan 2025 akan menjadi lebih bermakna, dengan program-program siaran keagamaan yang lebih mendalam, berkualitas, dan mampu menyentuh hati masyarakat. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan utama untuk menciptakan siaran agama yang tidak hanya memperkaya jiwa, tetapi juga mendukung perdamaian dan keharmonisan sosial.
Sumber : kemenag RI