Kilasinformasi.com, 25 Maret 2025, – Menyambut mudik Lebaran 1446 H/2025 M, Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia akan menyiapkan lebih dari 6.000 posko berbasis masjid yang tersebar di berbagai jalur mudik di seluruh negeri. Program ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para pemudik yang melakukan perjalanan jauh, terutama pada saat puncak arus mudik Lebaran.
Menurut Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, sebanyak 6.180 posko Masjid Ramah telah disiapkan di lebih dari 20 provinsi di Indonesia. Setiap posko ini akan melayani pemudik dengan fasilitas yang memadai, termasuk toilet yang bersih, tempat wudu, area untuk beristirahat, serta makanan dan minuman takjil untuk berbuka puasa. Tak hanya itu, beberapa posko juga menyediakan fasilitas tambahan seperti tempat shalat dan bantuan informasi perjalanan.
“Posko-posko ini akan buka 24 jam untuk melayani pemudik sepanjang perjalanan mereka. Kami telah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag di tiap provinsi untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan umat,” jelas Abu Rokhmad di Jakarta, pada Selasa (25/3/2025).
Baca Juga, Kilasinformasi: Menhub Dudy Pastikan Arus Mudik di Pelabuhan Merak Terkendali Tanpa Penumpukan Kendaraan
Program posko masjid ini merupakan bagian dari upaya Kemenag untuk mendukung kelancaran arus mudik dan memberikan kontribusi nyata dalam meringankan beban perjalanan para pemudik. Dalam hal ini, Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan pentingnya peran masjid dalam memberikan pelayanan terbaik bagi umat, terlebih lagi saat musim mudik yang identik dengan kepadatan dan jarak perjalanan yang jauh.
“Kami ingin masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pelayanan bagi masyarakat. Dengan adanya posko Masjid Ramah ini, diharapkan perjalanan mudik menjadi lebih lancar dan nyaman, sehingga pemudik bisa lebih tenang dan fokus pada ibadah selama Lebaran,” tambah Abu Rokhmad.
Posko di 23 Provinsi
Sebaran posko Masjid Ramah ini mencakup berbagai wilayah di Indonesia. Di Jawa Barat, misalnya, tercatat ada 1.002 masjid yang siap menjadi posko mudik. Sementara itu, provinsi-provinsi lain seperti Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Selatan juga mencatatkan jumlah posko yang signifikan. Berikut adalah rincian sebaran posko berdasarkan provinsi:
-
Aceh: 261 Posko
-
Riau: 510 Posko
-
Sumatera Barat: 604 Posko
-
Jambi: 150 Posko
-
Sumatera Selatan: 381 Posko
-
Bangka Belitung: 119 Posko
-
Bengkulu: 47 Posko
-
Lampung: 85 Posko
-
Banten: 125 Posko
-
Jawa Barat: 1.002 Posko
-
Jawa Tengah: 429 Posko
-
DI Yogyakarta: 207 Posko
-
Jawa Timur: 394 Posko
-
Kalimantan Selatan: 556 Posko
-
Kalimantan Utara: 11 Posko
-
Kalimantan Timur: 407 Posko
-
Sulawesi Barat: 47 Posko
-
Sulawesi Selatan: 307 Posko
-
Sulawesi Utara: 166 Posko
-
Gorontalo: 173 Posko
-
Sulawesi Tenggara: 155 Posko
-
NTT: 32 Posko
-
Papua: 12 Posko
Abu Rokhmad juga menyebutkan bahwa jumlah posko ini masih dapat bertambah seiring dengan semakin banyaknya masjid yang turut berpartisipasi dalam program ini. Berbagai sumbangan, baik berupa makanan, minuman, hingga tenaga sukarelawan, juga terus berdatangan dari masyarakat maupun lembaga swasta yang peduli terhadap kelancaran mudik.
Baca Juga, Kilasinformasi: Peningkatan Pengamanan Ruang Publik Jelang Arus Mudik Lebaran 2025
Sinergi dengan Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Selain kesiapan fasilitas di posko, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara Kemenag, pemerintah daerah, serta masyarakat. Abu Rokhmad mengungkapkan bahwa Kemenag terus mendorong koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Kemakmuran Masjid (BKM) di tingkat daerah, untuk memastikan pelayanan yang optimal.
“Kolaborasi antara masjid, masyarakat, dan pemerintah daerah sangat penting agar layanan yang diberikan benar-benar sesuai dengan harapan pemudik. Semua pihak berperan untuk menciptakan suasana mudik yang nyaman dan aman,” tambahnya.
Program ini diharapkan tidak hanya membantu pemudik selama perjalanan, tetapi juga menjadi wujud nyata kontribusi agama dalam kehidupan sosial. Masjid, yang selama ini dikenal sebagai pusat ibadah, kini juga hadir sebagai pusat pelayanan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspek.
Sumber: Kementrian Agama


