KilasInformasi.com, 25 Februari 2025 – Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, memimpin kerja bakti massal di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, pada Senin (24/2/2025) menjelang acara revitalisasi lingkungan. Gus Ipul menyampaikan komitmennya untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dengan memberdayakan masyarakat sekitar dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul menegaskan bahwa upaya ini bukan hanya sekadar acara seremonial, melainkan bagian dari proses panjang yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan tindakan masyarakat terkait dengan pengelolaan lingkungan. “Kerja bakti ini bukan hal baru. Kami ingin menguatkan kolaborasi dan kebersamaan. Jika dilakukan bersama-sama dan secara berkelanjutan, hasilnya akan terlihat. Kami ingin ada perubahan yang nyata,” ungkap Gus Ipul.
Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa kerja bakti ini merupakan bagian dari komitmen Kementerian Sosial untuk menciptakan legacy pemberdayaan berbasis masyarakat, yang akan terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia. Menurutnya, perubahan yang berkelanjutan hanya bisa tercapai dengan partisipasi aktif masyarakat di setiap tingkatan. “Kita ingin langkah-langkah kecil yang dimulai dari satu desa atau wilayah untuk membuat perubahan berbasis masyarakat,” tambahnya.
Baca Juga, Kilasinformasi : Mensos Gus Ipul Pastikan Hak Rakyat Aman: Bansos dan Honor Pendamping Sosial Terjamin
Mengatasi Krisis Sampah di Tahura Ngurah Rai
Salah satu isu utama yang menjadi perhatian Gus Ipul adalah krisis sampah yang melanda kawasan Tahura Ngurah Rai. Sampah yang berasal dari sungai maupun sampah laut yang terdampar di hutan mangrove semakin memperburuk keadaan lingkungan di sana. Oleh karena itu, Kementerian Sosial mengajak berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, organisasi lingkungan seperti Sungai Watch, dan desa adat, untuk bekerja sama dalam menangani permasalahan ini.
Manajer Lapangan Sungai Watch, I Made Dwi Bagiasa, menyatakan bahwa kolaborasi berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menangani masalah sampah di kawasan tersebut. “Kami dari Sungai Watch tidak bisa bekerja sendiri, kami membutuhkan bantuan semua pihak untuk mengatasi masalah sampah di Tahura Ngurah Rai,” katanya.
Keadaan Tahura Ngurah Rai empat tahun lalu bahkan lebih parah, dengan tumpukan sampah yang menumpuk di berbagai tempat. Namun, dengan kolaborasi yang kuat, kini kondisi tersebut sudah mulai membaik, meski masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
500 Pilar Sosial dan Warga Bersama-sama Beraksi
Kerja bakti yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial pada Selasa (25/2/2025) melibatkan sekitar 500 pilar sosial dan warga setempat. Mereka akan bersama-sama membersihkan kawasan Tahura Ngurah Rai untuk mengatasi krisis sampah yang ada.
Gus Ipul juga menekankan pentingnya agar kegiatan ini bukan hanya dilakukan sekali, tetapi secara berkelanjutan. “Saya berharap kerja bakti ini tidak hanya sekali saja. Perlu ada pembersihan yang berkesinambungan. Kalau perlu, kita bisa menggunakan alat berat seperti ekskavator,” ujarnya.
Dengan adanya kolaborasi dan kerja bakti massal ini, Gus Ipul berharap Tahura Ngurah Rai dapat kembali berfungsi sebagai pusat konservasi alam yang penting, serta destinasi wisata yang mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Di masa depan, kawasan ini diharapkan bisa menjadi tempat edukasi bagi pengunjung mengenai konservasi alam dan pengelolaan sampah yang baik.
Baca Juga, Kilasinformasi : Pengusaha Indonesia di Belanda Siap Perluas Pasar Komoditas Pertanian dan Peternakan ke Eropa
Pemberdayaan Masyarakat untuk Lingkungan Bersih
Program revitalisasi dan pemberdayaan masyarakat ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan Tahura, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat dalam upaya pembersihan dan pelestarian lingkungan, Gus Ipul berharap dapat menciptakan perubahan yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Langkah-langkah kecil ini akan membentuk kebiasaan yang baik di masyarakat, dan pada akhirnya, akan menghasilkan dampak yang besar bagi kebersihan dan kelestarian lingkungan di Bali dan seluruh Indonesia,” tutup Gus Ipul.
Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan, diharapkan Tahura Ngurah Rai dapat menjadi contoh sukses revitalisasi berbasis masyarakat yang dapat diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia.
sumber : kementrian Sosial