Close Menu
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
Selasa, Juli 1
Facebook X (Twitter) Instagram
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
You are at:Beranda » Kolaborasi KKP dan FAO: Inovasi Digital untuk Pengendalian Penyakit Ikan
Nasional

Kolaborasi KKP dan FAO: Inovasi Digital untuk Pengendalian Penyakit Ikan

KilasInformasiBy KilasInformasiMaret 21, 202504 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Kerja sama KKP-FAO hasilkan aplikasi Sicekatan, inovasi digital untuk pengendalian penyakit ikan. Dukungan untuk ekonomi biru dan ketahanan pangan nasional. foto : KKP
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kilasinformasi.com, 21 Maret 2025, – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) baru-baru ini mengumumkan pencapaian signifikan dari proyek kerja sama mereka yang bertajuk Technical Cooperation Programme (TCP/INS/3903), yang bertujuan meningkatkan sistem kesiapsiagaan dan respons terhadap penyakit ikan di Indonesia. Proyek ini, yang telah berjalan sejak pertengahan 2023, kini memasuki tahap akhir dengan meluncurkan aplikasi inovatif yang dinamakan Sicekatan (Sistem Pelaporan Cepat Penyakit Ikan).

Proyek ini berfokus pada peningkatan kualitas pengelolaan penyakit ikan, suatu tantangan besar dalam industri perikanan, yang memiliki dampak langsung terhadap sektor ketahanan pangan nasional dan ekonomi biru yang tengah dikembangkan oleh KKP. Dalam pelaksanaannya, proyek ini tidak hanya menyediakan teknologi baru, tetapi juga melibatkan peningkatan kapasitas pengelolaan penyakit ikan melalui pelatihan intensif untuk para petugas lapangan dan pembudidaya ikan.

Baca Juga, Kilasinformasi : KKP Percepat Revitalisasi Tambak Pantura

Inovasi Digital dalam Pengendalian Penyakit Ikan

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu (Dirjen Tebe), proyek ini menjadi bagian integral dari kebijakan KKP untuk memajukan sektor budidaya perikanan berkelanjutan yang berbasis pada ekonomi biru. Di tahun 2024, sektor ini berhasil meningkatkan produksi ikan budidaya sebesar 13,64% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun dihadapkan dengan tantangan besar berupa serangan penyakit pada ikan, yang dapat merugikan hasil panen dan produktivitas industri.

“Melalui kolaborasi dengan FAO, kami dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengendalikan penyakit ikan, khususnya dengan adanya sistem pelaporan yang lebih cepat dan akurat, yang tentunya sangat membantu dalam mendukung stabilitas produksi perikanan,” ujar Dirjen Tebe.

Dalam pelaksanaan proyek ini, ada tiga hasil utama yang dicapai. Pertama, peningkatan kapasitas dalam penilaian risiko penyakit ikan untuk mencegah masuknya penyakit baru. Kedua, penguatan pos pelayanan kesehatan ikan dan lingkungan terpadu (POSIKANDU), yang berperan penting dalam deteksi dan penanganan penyakit sejak dini. Ketiga, peningkatan kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan respons terhadap wabah penyakit ikan.

Sicekatan: Aplikasi Berbasis Android untuk Penanganan Penyakit Ikan

Salah satu terobosan terbesar dari proyek ini adalah pengembangan aplikasi Sicekatan, yang menggantikan sistem pelaporan berbasis SMS yang lama. Aplikasi ini menyediakan platform berbasis Android yang memungkinkan pembudidaya ikan untuk melaporkan gejala dan kasus penyakit dengan lebih mudah dan cepat. Melalui Sicekatan, pembudidaya dapat langsung terhubung dengan tim tanggap darurat yang siap memberikan saran penanganan yang lebih tepat.

Baca Juga, Kilasinformasi : KKP Dorong Perlindungan Ekosistem Laut dan Pesisir di Luar Kawasan Konservasi

Kepala Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal, menyebutkan bahwa perubahan ini sangat signifikan. “Sistem yang berbasis SMS sebelumnya memiliki keterbatasan dalam pengumpulan data penyakit ikan. Dengan aplikasi Sicekatan, kini informasi yang diberikan lebih komprehensif dan interaktif, memungkinkan tim respons darurat untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” katanya.

Aplikasi ini tidak hanya menyediakan fitur pelaporan, tetapi juga menawarkan akses langsung ke laboratorium untuk pengujian penyakit ikan. Dengan begitu, penanganan penyakit ikan bisa lebih cepat dan akurat, mengurangi kerugian akibat wabah yang seringkali sulit diatasi dengan sistem lama.

Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Salah satu pencapaian penting lainnya adalah peningkatan kapasitas SDM di sektor perikanan. Lebih dari 25 petugas POSIKANDU telah dilatih untuk melakukan investigasi wabah dan melaporkan kejadian penyakit dengan lebih efektif. Selain itu, lebih dari 130 pembudidaya ikan, penyuluh perikanan, petugas laboratorium, dan anggota gugus tugas tanggap darurat juga telah mengikuti pelatihan mengenai pengelolaan penyakit ikan, resistensi antimikroba (AMR), serta penanganan darurat untuk penyakit yang sering menyerang ikan, seperti enteric septicaemia of catfish dan streptococcis.

Mendukung Ketahanan Pangan Nasional dan Ekonomi Biru

Kerja sama ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga sejalan dengan upaya KKP dalam memperkuat ekonomi biru. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan pentingnya pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan, baik di pesisir, darat, maupun laut. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor perikanan dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan di alam.

Dengan adanya teknologi baru ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan penyakit ikan yang kerap mengganggu sektor perikanan, sekaligus mendukung program swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional yang lebih kuat.

Sumber : KKP

aplikasi Sicekatan Ekonomi Biru Ketahanan Pangan Kolaborasi KKP FAO pengendalian penyakit ikan Perikanan Budidaya sistem peringatan dini penyakit ikan Teknologi Perikanan
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
KilasInformasi
  • Website

Berita Terkait

Kemendagri Dalami Putusan MK soal Jeda Pemilu Nasional dan Daerah

Juni 30, 2025

Mentan Amran Rapat Maraton Akhir Pekan, Genjot Swasembada Gula dan Hilirisasi Perkebunan

Juni 30, 2025

Menag Tegaskan Pentingnya Akta Nikah: Syarat Akses Hak Sipil dan Layanan Negara

Juni 29, 2025
Berita Terbaru

Meriah! Polres Blora dan KONI Gelar Bhayangkara Run 5K & Jalan Santai di Cepu

Juni 30, 2025 Daerah

Kemendagri Dalami Putusan MK soal Jeda Pemilu Nasional dan Daerah

Juni 30, 2025 Nasional

Mentan Amran Rapat Maraton Akhir Pekan, Genjot Swasembada Gula dan Hilirisasi Perkebunan

Juni 30, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
© 2019 Kilas Informasi - All Right Reserved.
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.