Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Sekolah Rakyat mulai menunjukkan hasil yang mencemaskan. Dari pemeriksaan awal, lebih dari separuh siswa dinyatakan perlu pemeriksaan medis lanjutan.
Kilasinformasi.com, Jakarta — Pemeriksaan kesehatan awal yang dilakukan melalui Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) pada siswa Sekolah Rakyat menunjukkan temuan yang patut menjadi perhatian. Dari 355 siswa di tiga sekolah yang telah diperiksa, sebanyak 52,11 persen di antaranya memerlukan pemeriksaan kesehatan lanjutan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes, dr. Lovely Daisy, dalam Diskusi Redaksi (DIKSI) yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga, kilasinformasi: Sekolah Rakyat Serentak Digelar, Gus Ipul: Terima Kasih Cak Imin Sudah Mengorkestrasi
“Mulai 14 Juli 2025, program CKG sudah dimulai berbarengan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di 72 Sekolah Rakyat. Sudah 7.300 siswa yang diperiksa,” ujar Lovely.
Dari 355 siswa yang diperiksa — terdiri dari 175 siswa jenjang SMP dan 180 siswa SMA — ditemukan sejumlah masalah kesehatan, antara lain:
-
Karies gigi (42,8 persen)
-
Gangguan penglihatan (21,9 persen)
-
Gizi kurang (13,8 persen)
-
Pra-hipertensi (11,5 persen)
-
Anemia (10 persen)
-
Hipertensi (9,8 persen)
-
Pra-diabetes (5,6 persen)
-
Risiko gangguan kesehatan jiwa (1,9 persen)
Menurut Daisy, pemeriksaan ini merupakan bagian dari proses screening atau penapisan dini, yang nantinya akan dirujuk ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lanjutan. “Namun untuk bisa dilanjutkan, siswa dan keluarga harus terdaftar di BPJS Kesehatan,” jelasnya.
Pemeriksaan CKG dilakukan menyeluruh, termasuk tekanan darah, mata, gigi, telinga, TBC, kebugaran, dan kesehatan jiwa. Beberapa pemeriksaan juga disesuaikan dengan jenjang pendidikan, seperti:
-
Gula darah untuk kelas 7 SMP
-
Anemia remaja putri untuk kelas 10 SMA
-
Cek talasemia untuk siswa SMP dan SMA
-
Cek riwayat imunisasi HPV untuk kelas 9 putri
Program ini merupakan bagian dari Quick Win Presiden Prabowo Subianto, dan telah menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat sejak dimulai pada Februari 2025. Untuk sektor pendidikan, targetnya mencakup 53,8 juta pelajar di 282 ribu sekolah.
Menghadapi keluhan masyarakat tentang perbedaan jenis layanan antar Puskesmas, Kemenkes menyatakan telah mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) yang disosialisasikan secara merata dan terus dimonitor pelaksanaannya.
Sumber: Infopublik.id