Kilasinformasi.com, Probolinggo – Gelanggang Olahraga (GOR) Ahmad Yani dipenuhi keceriaan ratusan pelajar saat Lomba Olahraga Tradisional Wali Kota Cup 2025 digelar. Sebanyak 34 SMP/MTs negeri dan swasta se-Kota Probolinggo ikut ambil bagian dalam perhelatan yang menjadi rangkaian Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo, berlangsung sejak 24 hingga 25 September 2025.
Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, hadir langsung membuka kegiatan. Ia menegaskan lomba ini lebih dari sekadar adu ketangkasan. “Olahraga tradisional bukan hanya permainan, tapi mengajarkan kebersamaan, kekompakan, kepemimpinan, hingga kedisiplinan,” ucapnya.
Ada tiga cabang olahraga khas Nusantara yang dipertandingkan: terompah panjang, gobak sodor, dan egrang. Selain menawarkan hiburan, ketiganya juga sarat nilai sportivitas. Panitia menyiapkan hadiah total Rp15 juta dan trofi bagi para pemenang.
Menariknya, lomba tahun ini digelar di GOR Ahmad Yani, yang kini juga dikenal sebagai sentra kuliner baru. Pemilihan lokasi ini diharapkan bisa menghidupkan kembali pusat olahraga sekaligus memperkenalkan ikon kuliner kota kepada masyarakat.
Kepala Dispopar Kota Probolinggo, Rachmadeta Antariksa, menyebut ajang ini sebagai langkah melestarikan kearifan lokal di tengah dominasi gawai dalam kehidupan anak. “Ini kali ketiga lomba digelar, tapi baru pertama untuk tingkat SMP/MTs. Kami ingin anak-anak mengenal kembali olahraga tradisional yang mendidik sekaligus menyenangkan,” jelasnya.
Dukungan juga datang dari Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Probolinggo. Ketua KORMI, Harry Pramono, menilai lomba ini efektif menarik minat remaja ke aktivitas positif. “Kami senang olahraga masyarakat mulai bergerak lagi. Egrang, terompah, gobak sodor bagus untuk anak-anak. Ke depan, kami siap kerja sama dengan Dispopar agar ada eksebisi berkelanjutan,” ungkapnya.
Semangat para peserta makin menambah kemeriahan acara. Alfira (13), siswi SMPN 7, mengaku bangga bisa ikut serta. “Senang sekali meskipun jarang latihan. Harapannya bisa menang dan bisa bertemu Bapak Wali Kota,” katanya penuh antusias.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Probolinggo berharap olahraga tradisional tidak hanya jadi nostalgia, tetapi benar-benar hidup kembali di kalangan generasi muda sebagai bagian dari identitas budaya bangsa.