Kilasinformasi.com, 6 April 2025, – Masjid Jami’ At-Taqwa yang terletak di Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, telah menjadi tempat singgah utama bagi para pemudik yang melintas di jalur Pantura selama arus mudik dan balik Lebaran. Dengan lokasinya yang strategis di Jalan Raya Daendels, masjid ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi tempat beristirahat yang nyaman bagi para musafir.
Setiap hari, masjid ini dikunjungi oleh sekitar 300 jemaah. Namun, saat musim mudik, jumlah pengunjungnya meningkat drastis, mengingat banyak pemudik yang singgah untuk menunaikan salat, beristirahat, atau sekadar menikmati semilir angin laut yang sejuk. Lokasi masjid yang langsung menghadap ke laut memberikan suasana yang sangat tenang, memberikan kenyamanan yang luar biasa bagi setiap orang yang singgah.
Baca Juga, Kilasinformasi: Menag Nasaruddin Umar: Masjid Harus Jadi Sumber Manfaat Bagi Umat
Masjid Jami’ At-Taqwa juga merupakan bagian dari program “Masjid Ramah Pemudik” yang diinisiasi oleh Kementerian Agama. Dalam program ini, masjid dan musala di sepanjang jalur mudik dianjurkan untuk tetap buka 24 jam, guna memberikan kenyamanan lebih bagi para pemudik. Meski begitu, Masjid Jami’ At-Taqwa telah menerapkan konsep tersebut jauh sebelum adanya program resmi pemerintah.
Menurut Ustaz Zaini, Ketua DKM Masjid Jami’ At-Taqwa, masjid ini telah dibuka selama 24 jam sejak lama. Selain memberikan fasilitas salat yang nyaman, masjid ini juga menyediakan tempat wudu dan toilet yang bersih, serta ruang istirahat bagi para pemudik. Bahkan, di sisi kanan dan kiri masjid terdapat kulkas berisi minuman dingin yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Tak hanya itu, kebersihan dan keamanan masjid juga dijaga dengan baik oleh sekitar 20 petugas yang ditugaskan setiap harinya.
Fasilitas-fasilitas ini tidak hanya memudahkan para pemudik, tetapi juga menciptakan suasana yang menyambut para tamu dengan penuh kehangatan.
“Kami ingin semua yang singgah merasa betul-betul disambut dan dimuliakan,” ungkap Ustaz Zaini.
Masjid ini tidak hanya menawarkan tempat untuk beribadah, tetapi juga sebuah ruang untuk beristirahat dan memulihkan tenaga bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenag Siapkan Ribuan Posko Masjid Ramah untuk Pemudik 2025
Pada bulan Ramadan, masjid ini rutin membagikan takjil dan nasi kotak untuk berbuka puasa. Kegiatan pengajian juga tetap berlangsung secara berkala, menarik minat warga sekitar dan juga para pemudik. Keberlanjutan operasional masjid ini dibiayai secara mandiri, salah satunya melalui infak parkir yang dikumpulkan dari pengunjung. Meskipun sifatnya sukarela, hampir semua pengunjung memberikan infak, yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari-hari di masjid.
Masjid Jami’ At-Taqwa kini sedang membangun menara yang nantinya tidak hanya digunakan untuk azan, tetapi juga akan difungsikan sebagai ruang pertemuan dan pusat aktivitas sosial. Langkah ini sejalan dengan upaya untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban umat, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Bagi para pemudik, Masjid Jami’ At-Taqwa menjadi lebih dari sekadar tempat salat. Bagi Dinda, seorang pemudik asal Surabaya, masjid ini adalah tempat yang memberikan ketenangan spiritual sekaligus kenyamanan fisik.
“Masjid ini bukan cuma tempat salat, tapi juga tempat meneduhkan hati dan memulihkan tenaga. Sebuah oase sejati di tengah riuhnya arus mudik Lebaran,” ujar Dinda yang datang bersama keluarga.
Ia juga berharap agar program masjid ramah pemudik terus berlanjut, bahkan di luar musim mudik. “Masjid seperti ini menghadirkan ketenangan spiritual sekaligus ruang sosial yang hidup. Ini contoh ideal pengelolaan masjid yang inklusif dan relevan,” tambahnya.
Baca Juga, Kilasinformasi: Mudik Lebih Nyaman dengan Aplikasi Pusaka Kemenag: Temukan Masjid Terdekat untuk Istirahat
Inisiatif Masjid Jami’ At-Taqwa untuk menjadi tempat yang ramah dan inklusif bagi pemudik ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abu Rokhmad. Ia mengungkapkan bahwa kiprah masjid ini merupakan contoh masjid yang secara mandiri dan sukarela mengimplementasikan Surat Edaran Menteri Agama tentang penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Idulfitri. Ia juga menilai bahwa masjid ini memberikan kesan mendalam bagi para musafir yang tengah melakukan perjalanan silaturahmi saat Lebaran.
“Masjid-masjid yang membuka diri selama 24 jam saat arus mudik dan arus balik Lebaran 2025 memberi kesan mendalam bagi para musafir. Ini adalah bentuk pelayanan keumatan yang luar biasa,” kata Abu Rokhmad.
Dengan pengelolaan yang baik dan semangat gotong royong, Masjid Jami’ At-Taqwa Paciran menjadi bukti bahwa masjid dapat menjadi pusat pelayanan umat yang menyambut siapa pun dengan kehangatan dan kenyamanan. Ini juga menunjukkan bahwa masjid memiliki peran penting dalam memberikan kenyamanan bagi para pemudik, baik dari sisi ibadah maupun kebutuhan lainnya.
Sumber: Kemenag