Kilasinformasi.com, 25 Maret 2025, – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, secara resmi melantik empat rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Kementerian Agama, Jakarta, pada Senin, 24 Maret 2025. Pelantikan yang berlangsung di Operation Room Gedung Pusat Kementerian Agama ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan tinggi Islam di Indonesia, terlebih di bulan suci Ramadan.
Dalam acara pelantikan tersebut, hadir pula Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, serta Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Suyitno, yang turut menjadi saksi atas pelantikan para pemimpin baru tersebut.
Adapun keempat rektor yang dilantik adalah:
-
Prof. Dr. Zaenal Mustakim, M.Ag, sebagai Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid Pekalongan untuk periode 2025–2029.
-
Prof. Dr. Danial, M.Ag, sebagai Rektor IAIN Lhokseumawe untuk periode yang sama.
-
Prof. Dr. Ida Umami, M.Pd Kons, sebagai Rektor IAIN Metro Lampung untuk periode 2025–2029.
-
Prof. Dr. Evi Muafiah, M.Ag, sebagai Rektor IAIN Ponorogo untuk periode 2025–2029.

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa pelantikan ini memiliki makna sejarah, tidak hanya karena dilaksanakan di bulan Ramadan yang penuh berkah, tetapi juga karena memperlihatkan kesetaraan gender dengan pelantikan dua rektor perempuan dan dua laki-laki.
“Hari ini adalah momen bersejarah, karena selain pelantikan empat pemimpin baru, kita juga melihat adanya kesetaraan dalam kepemimpinan. Ini menunjukkan bahwa kesempatan kepemimpinan terbuka luas bagi siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan,” ungkap Menag dengan penuh semangat.
Baca Juga, Kilasinformasi: UIN Sunan Ampel Surabaya Resmi Buka Fakultas Kedokteran
Menag menambahkan, para rektor yang dilantik telah melewati serangkaian seleksi ketat. Proses pemilihan ini melibatkan tim penilai yang melakukan penilaian berdasarkan sejumlah kriteria yang mendalam, memastikan bahwa mereka yang terpilih adalah figur yang paling memenuhi syarat untuk memimpin PTKIN ke depan.
“Proses seleksi yang berlapis ini menunjukkan bahwa kami memilih pemimpin yang tidak hanya memiliki kapasitas akademik, tetapi juga integritas untuk membawa perubahan positif bagi perguruan tinggi mereka,” ujar Menag.
Namun, pelantikan ini bukan hanya tentang akademik. Menag menekankan pentingnya peran rektor sebagai pemimpin yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan, tetapi juga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga nilai-nilai dakwah. Para rektor diminta untuk memainkan peran ganda, yaitu sebagai akademisi sekaligus da’i, yang membawa pencerahan tidak hanya di lingkungan kampus, tetapi juga di masyarakat luas.
Baca Juga, Kilasinformasi: UIN Jakarta Siap Membuka Tiga Program Doktor Baru untuk Pengembangan Riset dan Akademik
“Sebagai pemimpin perguruan tinggi, kalian harus mampu menjadi contoh dalam membangun iklim akademik yang sehat, sekaligus menjaga nilai-nilai dakwah. Kepemimpinan kalian harus menciptakan pencerahan bagi masyarakat, baik dalam hal pendidikan maupun dalam aspek sosial dan keagamaan,” jelas Menag.
Selain itu, Menag juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang kondusif dan aman, terutama terkait dengan masalah sosial di sekitar kampus, seperti pemisahan tempat tinggal antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Ia berharap para rektor bisa mengintervensi masalah ini demi menjaga keharmonisan dan menghindari potensi permasalahan yang tidak diinginkan.
“Pastikan lingkungan kampus terjaga dengan baik. Salah satunya dengan memisahkan tempat tinggal antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, untuk menjaga moralitas dan kenyamanan bersama,” tambahnya.
Pelantikan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa para pemimpin PTKIN memiliki tanggung jawab yang besar, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam membentuk karakter dan moralitas mahasiswa, serta menjaga integritas dan efektivitas lembaga pendidikan yang mereka pimpin.
Dengan adanya pemimpin baru yang penuh semangat dan komitmen, diharapkan PTKIN semakin maju, menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa, baik di bidang akademik maupun sosial-keagamaan.
Sumber : Kementrian Agama