KilasInformasi.com, 25 Februari 2025 – Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Nasaruddin Umar bersama Presiden dan Wakil Rektor McGill University Deep Saini mengadakan pertemuan penting untuk membahas peluang kerja sama di bidang pendidikan, khususnya pengiriman mahasiswa Indonesia ke luar negeri. Pertemuan yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Senin, 24 Februari 2025 ini turut dihadiri oleh Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Jess Dutton, serta Rektor Universitas Islam Hidayatullah, Asep Jahar.
Kesempatan Kerja Sama Pendidikan Internasional
Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Indonesia memiliki ekosistem pendidikan yang berkembang pesat dan memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis bagi universitas-universitas ternama dunia, termasuk McGill University yang terletak di Kanada. Dalam pertemuan tersebut, Menag mengungkapkan kemungkinan pengiriman mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut, seperti program Master dan PhD di McGill. Selain itu, mereka juga membahas peluang untuk menjalankan program kolaboratif jangka pendek seperti workshop atau pelatihan yang berdurasi 3 hingga 6 bulan.
Baca Juga, Kilasinformasi : Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kemenag Kini Bisa Diakses Dosen PTK, Termasuk Sekolah Tinggi Khonghucu
“Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang pendidikan. Kami berharap bisa mengirimkan lebih banyak pelajar Indonesia ke universitas seperti McGill untuk menempuh program Master dan PhD. Kami juga terbuka untuk menjajaki peluang program kolaboratif seperti workshop berdurasi 3 hingga 6 bulan,” ujar Menag Nasaruddin dalam pertemuan tersebut.
Menag juga menyebutkan bahwa selama ini, Indonesia telah mengirimkan sejumlah pelajar Muslim ke berbagai negara, termasuk Inggris, untuk menempuh pendidikan dalam bidang ekonomi Islam, ekonomi syariah, dan perbankan Islam. Seiring dengan perkembangan hubungan ini, Menag berharap di masa depan McGill University bisa menjadi tujuan baru bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat internasional.
“Kami sudah mengirimkan sekitar 400 pelajar setiap tahun ke Amerika Serikat. Di masa depan, kita bisa mengubah destinasi pengiriman mahasiswa Indonesia, salah satunya ke McGill University,” tambah Menag yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
McGill University Menyambut Peluang Kerja Sama
Presiden McGill University, Prof. Deep Saini, dalam kesempatan yang sama menyambut baik usulan kerja sama dengan Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan terkait hal ini, seperti sistem pendanaan universitas yang terbatas dalam menggunakan dana dari Quebec untuk investasi di luar negeri.
Selain itu, Prof. Saini juga menyarankan pemanfaatan teknologi modern, seperti kuliah daring atau hybrid, agar kualitas pendidikan tetap terjaga meskipun dilakukan di lokasi yang berbeda. “Kami sangat terbuka untuk menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia, tetapi kami harus mempertimbangkan faktor pendanaan dan penggunaan teknologi untuk memastikan kuliah tetap berkualitas tinggi,” jelasnya.
Baca Juga, Kilasinformasi :Kemenag Terima Software Alfalak 2025 untuk Permudah Hisab Awal Bulan Hijriah
Menag Nasaruddin berharap kerja sama pendidikan ini dapat segera terwujud, sehingga mahasiswa Indonesia memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di institusi kelas dunia seperti McGill University. “Saya berharap di masa depan, kita dapat membandingkan beberapa universitas terbaik di dunia, dan jika McGill lebih baik dari yang lain, kami bisa mengirimkan pelajar Indonesia untuk belajar di sana sepenuhnya,” ungkap Menag.
Kerja sama ini tidak hanya akan membuka peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan di luar negeri, tetapi juga menjadi bagian dari upaya memperkuat hubungan pendidikan internasional antara Indonesia dan Kanada. Dalam waktu dekat, diharapkan program kolaborasi ini dapat membawa dampak positif bagi kualitas pendidikan di Indonesia, sekaligus memberikan kesempatan yang lebih luas bagi mahasiswa Indonesia untuk berkembang di lingkungan akademik global.
Sumber : kementrian agama