Close Menu
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
Selasa, Juli 1
Facebook X (Twitter) Instagram
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
You are at:Beranda » Meningkatkan Produktivitas Budidaya Ikan Hias Nemo di Maluku untuk Lindungi Ekosistem Laut
Daerah

Meningkatkan Produktivitas Budidaya Ikan Hias Nemo di Maluku untuk Lindungi Ekosistem Laut

KilasInformasiBy KilasInformasiMaret 11, 202504 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
KKP tingkatkan produktivitas budidaya ikan hias nemo di Maluku, mendukung ekonomi lokal dan menjaga keberlanjutan ekosistem laut dengan teknologi ramah lingkungan. foto : KKP
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kilasinformasi.com, 11 Maret 2025 – Budidaya ikan hias nemo semakin menjadi primadona bagi masyarakat di Maluku, mengingat potensi ekonomi yang besar. Namun, di balik kesuksesan ini, menjaga keberlanjutan ekosistem laut juga menjadi perhatian utama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Untuk itu, KKP berkomitmen memperkuat pengembangan budidaya ikan nemo, sekaligus memastikan kelestarian lingkungan perairan di kawasan tersebut.

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon telah berhasil mengembangkan lebih dari 50 varian ikan nemo. Keberhasilan ini dicapai berkat upaya keras BPBL Ambon dalam mengembangkan teknik kawin silang yang menghasilkan varian baru dengan corak unik yang banyak diminati pasar. Hal ini tidak hanya meningkatkan nilai jual ikan hias tersebut, tetapi juga mendongkrak kesejahteraan para pembudidaya setempat.

Baca Juga, Kilasindonesia : KKP dan BPOM Sinergi Jaga Keamanan Pangan Perikanan Selama Ramadan

“Melalui teknik kawin silang yang cermat, BPBL Ambon berhasil menciptakan varian-varian ikan nemo baru yang laku keras di pasaran, memberi peluang ekonomi yang lebih tinggi bagi para pembudidaya,” ujar Haeru Rahayu dalam kunjungannya ke BPBL Ambon pada 8 Maret lalu.

Solusi Budidaya untuk Menghindari Kerusakan Ekosistem

Permintaan yang tinggi terhadap ikan hias nemo bisa berisiko mengancam keberlanjutan ekosistem laut di Maluku, jika tidak dikelola dengan bijaksana. Oleh karena itu, KKP terus memantau dan mendorong pengembangan budidaya yang bertanggung jawab. “Pengembangan budidaya ikan hias nemo harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak ekosistem perairan kita. Kami memastikan bahwa program ini bukan hanya untuk keuntungan ekonomi, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan alam,” tegas Haeru.

BPBL Ambon memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ini. Kepala BPBL Ambon, Sarwono, menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan produksi ikan nemo, sambil menjaga kualitas lingkungan. Salah satunya adalah dengan membudidayakan benih ikan hias nemo di Keramba Jaring Apung (KJA), dan setelah mencapai ukuran yang ideal, benih-benih ini kemudian disalurkan ke berbagai daerah seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali.

“BPBL Ambon juga memberikan pelatihan teknis untuk meningkatkan keterampilan para pembudidaya dalam hal perawatan dan pembudidayaan ikan hias. Selain itu, kami juga terus melakukan kegiatan restocking atau penebaran ikan nemo di perairan Maluku untuk menjaga kelestarian alam,” tambah Sarwono.

Baca Juga, Kilasinformasi : Terobosan Baru! KKP Gunakan Air Kelapa untuk Maskulinisasi Ikan Nila, Ini Buktinya

Teknologi dan Inovasi untuk Budidaya Berkelanjutan

Untuk mempercepat dan mengoptimalkan proses budidaya ikan nemo, BPBL Ambon juga memperkenalkan teknologi ramah lingkungan yang dapat meningkatkan hasil produksi dengan cara yang lebih efisien. Salah satunya adalah sistem Recirculating Aquaculture System (RAS), yang memungkinkan pembudidayaan ikan hias dalam kondisi yang lebih stabil, menjaga kualitas air, dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

“Teknologi ini memungkinkan budidaya ikan nemo dalam skala besar, namun dengan dampak lingkungan yang sangat minim. Dengan menggunakan sistem ini, kami dapat menghasilkan ikan hias dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih mudah diterapkan oleh pembudidaya lokal,” jelas Sarwono.

Pada tahun 2025, BPBL Ambon menargetkan untuk mendistribusikan sebanyak 3.000 benih ikan hias, dan hingga Maret 2025, sudah sekitar 2.500 ekor benih yang telah disalurkan. Selain itu, BPBL Ambon juga berhasil berkontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan menjual lebih dari 9.000 ekor ikan hias, yang menghasilkan pendapatan sebesar Rp 26 juta pada Januari hingga Februari 2025.

Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat

Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Teri, yang merupakan salah satu mitra BPBL Ambon, merasakan manfaat langsung dari program ini. Ketua Pokdakan Teri, Lamusu, menyatakan bahwa mereka telah berhasil membudidayakan 10 varian ikan nemo dengan corak warna unik yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran. Berkat pendampingan dari BPBL Ambon, produksi mereka semakin meningkat dan semakin menguntungkan.

“Berkat bantuan dan pelatihan dari BPBL Ambon, kami dapat menghasilkan ikan hias nemo yang berkualitas tinggi. Hal ini membawa dampak positif bagi perekonomian kami. Pendapatan bulanan kami kini sudah melebihi upah minimum setempat, mencapai sekitar Rp 5 juta per bulan,” ujar Lamusu.

Permintaan pasar terhadap ikan hias nemo masih sangat tinggi, baik di dalam negeri maupun internasional. Sebagai tambahan, kelompok mereka juga mengembangkan budidaya ikan kakap dan ikan bubara, yang semakin memperkuat keberlanjutan ekonomi mereka.

Baca Juga, Kilasinformasi : KKP Peringatkan Ancaman Kematian Ikan Massal di Waduk Jatiluhur, Masyarakat Diminta Waspada

Mendorong Ekonomi Lewat Budidaya Ikan Hias

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, juga menyatakan bahwa budidaya ikan hias memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pembudidaya di seluruh Indonesia. Selain itu, permintaan yang terus meningkat terhadap ikan hias di pasar domestik dan internasional memberikan peluang yang sangat besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah seperti Maluku.

“Program budidaya ikan hias ini bukan hanya bermanfaat bagi perekonomian masyarakat, tetapi juga mendukung upaya pelestarian ekosistem laut di Indonesia,” tutup Trenggono.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah serta penggunaan teknologi modern yang ramah lingkungan, diharapkan budidaya ikan hias nemo di Maluku dapat terus berkembang, memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian alam.

Sumber : KKP

#BPBLAmbon #BudidayaIkanNemo #EkosistemLaut #IkanHias #KelestarianLaut #KKP #Maluku #PembangunanEkonomi #PerikananIndonesia #TeknologiRAS
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
KilasInformasi
  • Website

Berita Terkait

Meriah! Polres Blora dan KONI Gelar Bhayangkara Run 5K & Jalan Santai di Cepu

Juni 30, 2025

Satlantas Batang Gelar Lomba Modifikasi Motor BOM, Edukasi Pecinta Otomotif soal Standar

Juni 29, 2025

Desa Wates Kaderisasi Jurnalis Warga, Dorong Transparansi Dana Desa Lewat Media Sosial

Juni 28, 2025
Berita Terbaru

Meriah! Polres Blora dan KONI Gelar Bhayangkara Run 5K & Jalan Santai di Cepu

Juni 30, 2025 Daerah

Kemendagri Dalami Putusan MK soal Jeda Pemilu Nasional dan Daerah

Juni 30, 2025 Nasional

Mentan Amran Rapat Maraton Akhir Pekan, Genjot Swasembada Gula dan Hilirisasi Perkebunan

Juni 30, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
© 2019 Kilas Informasi - All Right Reserved.
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.