Menko PMK Pratikno ajak masyarakat maknai Hari Kebangkitan Nasional 2025 dengan semangat baru: memanfaatkan teknologi digital dan AI secara bijak untuk kemajuan bangsa.
Kilasinformasi.com, Jakarta – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2025 menjadi momentum penting untuk mengangkat kembali semangat kolektif bangsa, namun dengan pendekatan yang relevan di era digital. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) secara cerdas dan bijak.
Pesan ini disampaikan dalam gelaran SENERGI: Senin Bersinergi Spesial Harkitnas, yang mengangkat tema “Bangkit, Berkarya, Berdaya di Era Digital”, Senin (19/5/2025).
“Teknologi digital adalah tangga menuju kemajuan. Tapi tangga ini harus digunakan dengan kesadaran dan kebijaksanaan,” ujar Pratikno.
Baca Juga, Kilasinformasi: Presiden Prabowo Mantapkan Arah Diplomasi Strategis Indonesia-Thailand
Menurut Pratikno, semangat kebangkitan nasional yang bermula dari berdirinya Budi Utomo pada 1908 (bukan 1928) harus diartikan ulang dalam konteks zaman. Jika dulu kebangkitan ditopang oleh pendidikan, persatuan, dan kebudayaan, maka kini pilar-pilar itu perlu diaktualisasikan melalui inovasi digital, literasi teknologi, dan kecakapan menghadapi disrupsi.
Ia menyinggung buku Kicking Away the Ladder karya ekonom Korea Selatan, Ha-Joon Chang, yang menyiratkan bahwa negara-negara berkembang harus menemukan jalannya sendiri menuju kemajuan—termasuk Indonesia.
“Tangga-tangga lama untuk naik ke atas mungkin sudah ditendang. Kita butuh tangga baru: teknologi, informasi, dan kecerdasan buatan,” tegasnya.
Pratikno bahkan mengusulkan gerakan bernama CabAI (Cerdas dan Bijak ber-AI), sebagai kampanye nasional untuk mempromosikan etika dan literasi kecerdasan buatan.
Acara ini juga menghadirkan dua figur inspiratif. Achmad Budi Santoso, ASN penyandang disabilitas dari Kemenko PMK, menceritakan kisah perjuangannya menembus berbagai rintangan hingga meraih gelar S2 dan menjadi perencana ahli muda.
“Jangan pernah menyerah. Keterbatasan fisik bukan akhir, tapi awal dari jalan lain,” ungkap Budi.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kadin Tegas Dukung Penindakan Premanisme yang Ganggu Dunia Usaha
Sementara itu, Kurie Kurniasih Suditomo, pendiri CodingCamp.id dan Kelas Coding Anak, membagikan visinya soal pentingnya memperkenalkan dunia pemrograman sejak dini. Ia menekankan bahwa literasi digital tidak cukup hanya teknis, tetapi harus membina kreativitas, empati, dan ketangguhan anak-anak menghadapi era digital.
“Kita tidak hanya mencetak pengguna teknologi, tapi pencipta masa depan,” tegas Kurie.
Momentum Harkitnas tahun ini menjadi pengingat bahwa kebangkitan bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga kesiapan menghadapi tantangan masa kini. Dengan digitalisasi, AI, dan semangat inklusif, Indonesia didorong untuk melompat lebih tinggi menuju peradaban baru.
Sumber: infopublik.id