Kilasinformasi.com, Jakarta — Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menegaskan pentingnya adaptasi dan kolaborasi lintas sektor untuk menjaga daya saing pariwisata Indonesia di tengah perubahan besar lanskap global. Pesan itu disampaikan dalam forum Indonesia Tourism Outlook 2025 bertema “Navigasi Menuju Pariwisata yang Lestari, Berdaya, dan Menguntungkan” di Jakarta, Rabu (29/10/2025).
“Pariwisata hari ini bukan sekadar mesin ekonomi, tetapi juga ruang sosial yang menghidupkan masyarakat,” ujar Menpar Widiyanti dalam paparannya.
Menurutnya, industri pariwisata dunia kini menjadi kekuatan ekonomi besar, menyumbang 10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global dan menciptakan lebih dari 330 juta lapangan kerja pada 2023. Sementara di Indonesia, pariwisata berkontribusi 4,9 persen terhadap PDB nasional dan menyerap sekitar 25,88 juta tenaga kerja pada semester pertama 2025.
“Angka ini membuktikan bahwa sektor pariwisata bukan hanya penting, tapi vital bagi perekonomian nasional,” tegasnya.
Tiga Pergeseran Besar Dunia Wisata
Widiyanti menyoroti adanya tiga tren besar yang tengah mengubah wajah pariwisata dunia: Pergeseran sumber wisatawan, Perubahan demografi wisatawan, dan Evolusi pola pemilihan destinasi.
Ia menjelaskan, komposisi pasar wisata global kini semakin beragam. Negara-negara dari Amerika Selatan, Asia Selatan, dan Timur Tengah mulai mendominasi pasar outbound tourism, menggantikan dominasi lama Eropa Barat dan Asia Timur.
“Indonesia bahkan diprediksi masuk dalam 15 besar pasar wisata outbound dunia pada 2040,” ungkapnya.
Pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya daya beli di kawasan Asia dan Timur Tengah, lanjutnya, menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menyesuaikan strategi produk dan pemasaran. Salah satu yang potensial adalah pariwisata ramah muslim, yang terus menunjukkan pertumbuhan pesat.
“Menurut Crescent Rating, pada 2030, pengeluaran wisatawan muslim global akan mencapai lebih dari USD35 miliar. Dengan ekosistem halal yang kuat, Indonesia punya keunggulan kompetitif untuk menjadi destinasi utama wisata muslim dunia,” jelasnya.
Generasi Muda Jadi Pendorong Utama
Menteri Widiyanti juga menyoroti peran Generasi Z dan milenial sebagai motor penggerak wisata dunia. Menurutnya, dua generasi ini memiliki perilaku unik: mereka mencari inspirasi dari media sosial, kreator perjalanan, hingga platform berbasis kecerdasan buatan (AI).
“Generasi muda berwisata bukan sekadar untuk liburan, tapi untuk mencari makna, pengalaman, dan cerita yang bisa dibagikan,” ujarnya.
Data global menunjukkan, 52 persen Gen Z bersedia membayar lebih demi pengalaman wisata yang berkesan. Widiyanti mencontohkan kesuksesan Karisma Event Nusantara (KEN) seperti Pacu Jalur di Riau, yang berhasil menarik 1,6 juta pengunjung dan viral dengan lebih dari 10 juta impresi di media sosial.
“Event seperti ini berhasil karena memahami cara generasi muda mencari inspirasi dan mengutamakan pengalaman yang autentik,” tambahnya.
Wisata Unik Jadi Daya Tarik Baru
Tren berikutnya adalah pergeseran pola pemilihan destinasi. Wisatawan kini lebih suka menjelajahi tempat baru yang menawarkan keunikan dan keaslian dibanding destinasi populer.
“Destinasi yang dulu hanya pelengkap kini justru jadi primadona. Wisatawan mencari hal-hal yang berbeda dan tak biasa,” kata Widiyanti.
Ia juga mencatat peningkatan minat terhadap perjalanan intra-regional di Asia Tenggara, karena wisatawan mencari pengalaman yang lebih dekat, efisien, namun tetap berkesan.
Kolaborasi Menuju Pariwisata Berkelanjutan
Menutup paparannya, Menpar Widiyanti menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pariwisata Indonesia ke depan.
“Kita ingin sektor pariwisata tumbuh tidak hanya cepat, tapi juga berkelanjutan, inklusif, dan membawa manfaat nyata bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki semua modal untuk menjadi pemain utama di industri pariwisata dunia: kekayaan alam, keberagaman budaya, dan keramahan masyarakat. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengelola potensi itu secara cerdas dan adaptif terhadap perubahan global.
“Pariwisata kita harus menjadi kisah inspiratif tentang alam yang terjaga, masyarakat yang berdaya, dan pengalaman yang tak terlupakan,” pungkas Menpar Widiyanti.
Sumber: Info Publik


