KilasInformasi.com, 25 Februari 2025 – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan doa untuk kesembuhan Paus Fransiskus yang saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak 14 Februari 2024. Doa tersebut disampaikan dalam acara Peace Forum bersama Laskar Prabowo 08 yang digelar di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Senin (24/2/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Paus Fransiskus adalah sosok yang luar biasa dalam pengabdian untuk umat manusia. “Mari kita semua mendoakan agar Paus Fransiskus cepat sembuh. Beliau adalah sahabat kemanusiaan yang telah mengabdikan dirinya untuk umat, mewakafkan hidupnya untuk kemanusiaan,” ujar Menag Nasaruddin di hadapan peserta forum.
Paus Fransiskus: Sahabat Kemanusiaan yang Luar Biasa
Menag Nasaruddin mengungkapkan rasa simpatinya terhadap Paus Fransiskus yang dikenal sebagai pemimpin yang peduli dengan kemanusiaan, perdamaian, dan toleransi antar umat beragama. Paus Fransiskus telah memberikan kontribusi besar dalam mendorong dialog antar agama dan mempromosikan pesan-pesan perdamaian di dunia.
Baca Juga , Kilasinformasi : Menag RI dan Presiden McGill University Bahas Kerja Sama Pendidikan Internasional untuk Mahasiswa Indonesia
“Beliau telah menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dalam mendorong perdamaian dunia dan menghargai perbedaan agama. Ini adalah momen bagi kita untuk bersama-sama mendoakan kesembuhannya,” lanjut Menag.
Pada acara tersebut, Menag Nasaruddin juga mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta Peace Forum yang dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas iman di Masjid Istiqlal. Menurut Menag, Masjid Istiqlal adalah simbol rumah besar bagi umat Indonesia, tempat dimana masyarakat dari berbagai latar belakang agama bisa bersatu untuk mencapai tujuan bersama, yaitu perdamaian.
“Masjid Istiqlal seperti rumah besar untuk umat Indonesia. Jika masjid digunakan untuk acara kemanusiaan seperti ini, itu sangat baik. Masjid adalah tempat yang seharusnya bisa menyatukan umat dalam semangat perdamaian,” ujar Menag Nasaruddin.
Kurikulum Cinta: Mengajarkan Toleransi dan Persaudaraan
Dalam kesempatan yang sama, Menag juga menyampaikan tentang pentingnya pendidikan toleransi melalui “Kurikulum Cinta”, yang sedang dikembangkan oleh Kementerian Agama. Kurikulum ini bertujuan untuk mengajarkan kepada generasi muda agar tidak menyebarkan kebencian antar umat beragama dan lebih menekankan pada sikap saling mencintai meskipun ada perbedaan.
“Kurikulum cinta ini mengajarkan bahwa meskipun kita memiliki agama yang berbeda, kita tetap harus saling mencintai. Ini adalah bagian dari Ukhwah Basyariyah, yaitu persaudaraan kemanusiaan, yang menghubungkan kita sebagai anak cucu Adam,” kata Menag.
Selain itu, Menag juga mengingatkan pentingnya menjaga Ukhwah Wathaniyah, yaitu persaudaraan sebangsa, serta Ukhwah Insaniyah, persaudaraan antar sesama manusia yang harus dijaga demi terciptanya kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan bersama.
Baca Juga, Kilasinformasi : Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kemenag Kini Bisa Diakses Dosen PTK, Termasuk Sekolah Tinggi Khonghucu
Menag Nasaruddin juga menegaskan bahwa kehidupan yang damai harus dibangun dengan dasar cinta satu sama lain. Ia mengajak seluruh umat untuk menghindari rasa kebencian dan mempererat hubungan antar umat beragama, mengutamakan perjumpaan dan saling pengertian daripada mempertegas perbedaan.
“Kita harus hidup saling mencintai, agar tidak ada jarak di antara kita. Semua agama mengajarkan kita untuk saling mencintai, bukan untuk membenci atau menekankan perbedaan,” ujarnya.
Akhirnya, Menag Nasaruddin menegaskan bahwa Masjid Istiqlal adalah simbol kemerdekaan dan kedamaian. “Masjid Istiqlal artinya merdeka. Jika kita ingin berbicara tentang kedamaian, datanglah ke Istiqlal, karena di sini kita belajar hidup dalam kebebasan, persatuan, dan cinta antar sesama,” pungkas Menag Nasaruddin.
Sumber : kementrian agama