Kilasinformasi.com, Yogyakarta – Lagu berjudul “Njonthat Njonthit” belakangan ramai diperbincangkan, tak hanya karena iramanya yang khas dan liriknya yang menyentuh, tapi juga karena makna mendalam yang mewakili suara hati banyak perempuan, khususnya para istri yang mengalami perubahan drastis dalam hubungan pernikahan.
Istilah njonthat njonthit berasal dari bahasa Jawa yang menggambarkan situasi emosional yang tidak stabil, goyang, naik-turun, dan tak menentu. Lagu ini mencerminkan kisah pilu seorang istri yang merasa kecewa dan dikhianati oleh suaminya. Pria yang dulunya bersikap manis dan penuh perhatian, berubah total setelah mereka menikah. Harapan sang istri agar pasangannya kembali seperti dulu pun hanya menjadi ilusi semata.
Baca Juga, Kilasinformasi: Menuju Pariwisata Berkelanjutan
Setelah sekian lama menanti, ia akhirnya menyadari bahwa semua sikap manis itu hanyalah topeng. Ia pun menerima kenyataan pahit bahwa sang suami tidak seperti yang ia kira, dan bahwa ia telah dibohongi sejak awal.
“Cerita dalam lagu ini bukan sekadar fiksi, tapi mencerminkan fenomena nyata yang sering saya temui dalam berbagai sesi sharing personal maupun workshop Pulang ke Dalam Diri. Banyak perempuan (terutama ibu-ibu) yang mengalami broken heart pasca menikah dan mengalami fluktuasi emosi luar biasa,” ungkap fasilitator workshop tersebut.

Kondisi emosional seperti ini, jika tidak diatasi, dapat memengaruhi semua aspek peran seorang perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, terutama perempuan, untuk menyembuhkan luka batin dan pulih dari trauma. Hal ini tidak hanya berguna untuk kesehatan mental pribadi, tetapi juga demi memutus mata rantai luka antar generasi.
Baca Juga, Kilasinformasi: Cahaya Damai dari Borobudur: Ribuan Lampion Warnai Perayaan Waisak 2569 BE
Lagu “Njonthat Njonthit” hadir bukan hanya sebagai hiburan semata, namun juga sebagai bentuk ekspresi dan media penyadaran akan pentingnya kesehatan emosional dalam relasi. Meski dibawakan dalam nuansa santai dan penuh kejenakaan khas lagu-lagu Jawa, pesan yang dibawanya mengandung refleksi yang mendalam bagi siapa pun yang mendengarnya. (Herman)