Kilasinformasi.com, Semarang — Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kecintaan anak terhadap proses belajar sejak dini. Namun, tantangan zaman menuntut pendekatan yang lebih kreatif dan adaptif. Hal ini disoroti oleh Faelasufa Faiz, yang baru saja dikukuhkan sebagai Bunda PAUD sekaligus Bunda Literasi Jawa Tengah.
Dalam seremoni pengukuhannya yang berlangsung di Gedung Gradhika Praja, Faelasufa menekankan pentingnya pembelajaran yang menyenangkan dan tidak hanya terpaku pada konsep Calistung (membaca, menulis, berhitung). Ia menilai bahwa PAUD harus menjadi ruang bagi anak-anak untuk tumbuh dalam suasana yang merangsang rasa ingin tahu.

“Yang ingin kami tanamkan ke jiwa anak, agar memiliki rasa keingintahuan atau senang belajar,” katanya
Di sisi lain, PAUD tidak hanya sebagai tempat bermain dan belajar saja bagi anak, tetapi juga sebagai tempat pencegahan stunting.
Baca Juga, Kilasinformasi: SPMB 2025/2026 Resmi Bergulir: Panduan Lengkap Pendaftaran Murid Baru dari PAUD hingga SMA
“Di sana anak bisa ditimbang berat badannya, diukur tinggi badannya, dan dipantau secara intens serta diimbangi dengan pemberian makanan bergizi,” jelasnya.
Salah satu yang mulai menerapkan, para kader Tim Penggerak PKK yang sudah berkoordinasi dengan PAUD di Desa Jambangan Kecamatan Bawang.
“Mereka jemput bola ke seluruh PAUD, jika ada anak yang kebetulan tidak datang ke Posyandu, maka para guru PAUD diminta untuk membantu mengukur tinggi dan berat badan,” tegasnya.
Terkait makin modernnya teknologi informasi yang serba digital, seperti hadirnya Artificial Intelligence (AI), para orang tua juga harus bijak dalam menyikapinya. Menumbuhkan minat baca pada anak, juga tergantung pola asuh di rumah, jika kedua orang tua membiasakan pada dunia baca, secara otomatis mereka akan terbiasa.
“Misalnya, orang tua terbiasa membacakan buku cerita, sebelum tidur atau memberikan ruang kebebasan untuk membaca komik kegemarannya. Medianya sangat beragam, bisa buku fisik atau digital, apalagi di tengah cepatnya penyebaran informasi di medsos, agar anak tidak asal percaya pada kabar yang diterimanya,” ungkapnya.

Untuk meminimalisir rasa jenuh pada anak, karena membaca buku, sesekali mereka juga dibolehkan untuk membaca komik.
“Tujuannya untuk menanamkan rasa gemar membaca, makanya perlu dibiasakan dari sejak kecil, agar terbiasa dengan buku,” pungkasnya. (AS Saeful Husna Kabiro Batang)


