Pemerintah buka dua Sekolah Rakyat di Makassar untuk anak-anak dari keluarga miskin. Pendidikan gratis dan berasrama sebagai solusi putus rantai kemiskinan.
Kilasinformasi.com, Makassar, – Makassar bersiap menyambut babak baru dalam upaya memutus rantai kemiskinan. Dua lokasi di kota ini akan menjadi tempat lahirnya Sekolah Rakyat,Sebuah program pendidikan berasrama yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Inisiatif ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak tinggal diam dalam memastikan setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang ekonomi, mendapat kesempatan yang adil untuk menatap masa depan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa dua titik di Makassar, yakni Sentra Wirajaya dan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), telah siap menyambut para siswa Sekolah Rakyat. Sementara satu lokasi tambahan—gedung milik BPSDM Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, masih dalam tahap survei untuk ikut mendukung program tersebut.
“Boleh orangtuanya tidak sekolah, tapi anak-anaknya harus tumbuh jadi generasi tangguh,” tegas Gus Ipul saat berdialog dengan calon siswa dan keluarganya di Aula Kampus 1 BPSDM Sulsel, Kamis Kemarin. Ucapan itu menggemakan pesan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya pendidikan sebagai kunci pembebasan dari kemiskinan.
Baca Juga, Kilasinformasi: Empat Sekolah Rakyat Siap Hadir di Sumut Tahun Ini, Salah Satunya di UINSU
Sekolah Rakyat ditujukan untuk anak-anak dari keluarga yang masuk dalam desil 1 dan 2 menurut Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Tak ada ujian masuk atau seleksi akademik yang menyulitkan. Syarat utamanya sederhana: anak-anak yang sehat dan siap belajar.
Program ini menawarkan fasilitas lengkap—mulai dari asrama, ruang kelas, perpustakaan, hingga lapangan olahraga. Semua dirancang agar anak-anak dapat belajar dalam lingkungan yang mendukung, jauh dari keterbatasan yang selama ini mereka hadapi di rumah.
Baca Juga, Kilasinformasi: Sekolah Rakyat Jadi Senjata Baru Pemerintah untuk Menghapus Kemiskinan Ekstrem
Dalam dialog tersebut, Gus Ipul menyoroti kisah Naila, gadis 12 tahun yang hidup berdesakan dalam rumah tak layak huni bersama keluarganya. Kisah Naila mendapat perhatian langsung dari Presiden dan menjadi simbol dari banyak anak lain yang senasib. Kini, Naila tak hanya akan melanjutkan sekolah, tetapi juga mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
Ibunya, Nurlia, tak mampu menyembunyikan rasa syukurnya. “Alhamdulillah, Naila bisa lanjut SMP lewat Sekolah Rakyat. Kami sangat terbantu,” ujarnya.
Naila sendiri memiliki cita-cita mulia. “Saya ingin sekolah supaya bisa wujudkan cita-cita jadi guru,” katanya polos.
Baca Juga, Kilasinformasi: Wali Kota Subulussalam dan Bupati Aceh Singkil Semangat Bangun Sekolah Rakyat
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Ia bahkan menawarkan gedung BPSDM yang berkapasitas 400 orang untuk digunakan sebagai lokasi tambahan.
“Saya ingin BPSDM dimanfaatkan untuk masyarakat saya, terutama mereka yang membutuhkan,” katanya.
Selain di Makassar, dua lokasi lain di Takalar dan Gowa juga akan mulai menyelenggarakan Sekolah Rakyat. Dengan demikian, total ada empat titik di Sulsel yang siap beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026, dan satu lokasi tambahan sedang disiapkan.
Secara nasional, hingga saat ini terdapat 53 titik Sekolah Rakyat yang telah ditetapkan. Pemerintah juga tengah mempertimbangkan penambahan 30 lokasi lagi, menandakan bahwa program ini akan terus diperluas seiring dengan komitmen kuat pemerintah dalam memerangi kemiskinan melalui jalur pendidikan.
Dengan pendekatan yang tidak hanya mengobati gejala, tetapi juga menyasar akar persoalan, Sekolah Rakyat menjadi bukti nyata bahwa negara hadir untuk mereka yang selama ini terpinggirkan. Di tengah tantangan sosial dan ekonomi, harapan baru pun menyala—bukan hanya untuk Naila, tetapi juga untuk ribuan anak lainnya di seluruh pelosok negeri.
Sumber: Kemensos