Kilasinformasi.com, 15 Maret 2025, – Dalam upaya mengatasi banjir yang sering melanda ibu kota, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, memberikan dukungannya terhadap pengadaan tanah untuk normalisasi Sungai Ciliwung. Dukungan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengadaan Tanah dan Pengendalian Banjir di Jakarta, yang berlangsung pada Kamis (13/03/2025) di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Menurut Nusron Wahid, peran Kementerian ATR/BPN adalah untuk mendukung upaya normalisasi yang tengah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. “Tugas kami adalah memastikan bahwa proses pengadaan tanah untuk normalisasi Sungai Ciliwung berjalan dengan lancar. Kami berkomitmen untuk mendukung Menteri PU dan Gubernur DKI Jakarta dalam hal ini,” ujar Nusron.
Baca Juga, Kilasinformasi : Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Arahkan Kepala Daerah untuk Dukung Reforma Agraria dan Percepat RDTR guna Tingkatkan Investasi
Pengadaan Tanah untuk Normalisasi Sungai Ciliwung
Pengadaan tanah untuk normalisasi Sungai Ciliwung ini akan melibatkan kawasan dari Pengadegan hingga Rawajati, dengan total area sekitar 11 hektare dan panjang sekitar 16 kilometer. Tujuan utama dari normalisasi ini adalah untuk memperlebar sungai agar kapasitas tampung airnya meningkat, sehingga dapat mengurangi risiko banjir yang sering terjadi di Jakarta.
“Masyarakat yang terdampak oleh pengadaan tanah ini akan diberikan ganti rugi yang sesuai. Tanah yang dibebaskan oleh Pemda DKI Jakarta akan digunakan untuk pelebaran sungai,” jelas Nusron. Proses pembebasan tanah ini dipastikan akan melalui mekanisme yang sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Proses Pengadaan Tanah yang Diharapkan Tepat Waktu
Menteri Nusron menambahkan bahwa penetapan lokasi (Penlok) untuk proyek normalisasi Sungai Ciliwung ini diperkirakan akan selesai pada akhir Maret 2025. Selanjutnya, pengadaan tanah diharapkan akan rampung pada akhir Mei 2025. “Dengan target ini, kami berharap pada awal Juni 2025, pembangunan bisa dimulai karena lahan yang dibutuhkan sudah clean and clear,” tambahnya.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang turut hadir dalam rapat tersebut, memastikan bahwa proses normalisasi akan dilakukan dengan sebaik-baiknya. “Kami berprinsip untuk tidak melakukan penggusuran. Semua proses akan dilakukan secara bersama-sama oleh pemerintah pusat, Pemprov DKI Jakarta, dan warga yang terdampak. Jika normalisasi ini dapat terlaksana dengan baik, sekitar 40% potensi banjir di Jakarta dapat diatasi secara efektif,” kata Gubernur Anung.
Baca Juga, Kilasinformasi : Banjir Jakarta, Bogor, dan Bekasi: Kemensos Kirim Bantuan 2M
Normalisasi Sungai Ciliwung diyakini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi permasalahan banjir di Jakarta. Dengan mengurangi potensi banjir, program ini diharapkan dapat menjaga stabilitas perekonomian Jakarta dan wilayah sekitarnya, termasuk kawasan Jabodetabek.
Banjir yang kerap terjadi di Jakarta selama bertahun-tahun telah menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, normalisasi sungai menjadi salah satu upaya penting untuk mengurangi dampak buruk banjir yang merugikan ekonomi dan kehidupan sosial di ibu kota.
Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah
Rapat koordinasi yang membahas pengadaan tanah dan normalisasi Sungai Ciliwung ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat penting, di antaranya Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo; Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti; serta pejabat-pejabat tinggi dari Kementerian ATR/BPN dan Kementerian Pekerjaan Umum. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah banjir di Jakarta.
Kepala Kantor Wilayah DKI Jakarta, Alen Saputra, serta jajaran terkait juga turut memberikan masukan dan dukungan terhadap pelaksanaan normalisasi ini. Dalam rapat tersebut, semua pihak sepakat untuk bergerak bersama demi memastikan bahwa proyek normalisasi ini dapat segera dilaksanakan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Jakarta.
Sumber : AtrBpn