Pemerintah targetkan peningkatan produksi padi nasional 2025 melalui program LTT, Oplah, CSR, dan padi gogo untuk capai swasembada pangan.
Kilasinformasi.com, 10 April 2025, – Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam mencapai swasembada pangan dengan menargetkan peningkatan produksi padi nasional pada tahun 2025. Dalam rapat evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT), optimasi lahan (Oplah), serta program cetak sawah rakyat (CSR) dan padi gogo yang berlangsung di Jakarta Kemarin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya pengawasan harian terhadap capaian tanam.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa capaian LTT pada bulan Maret meningkat signifikan dari sekitar 900.000 hektare menjadi lebih dari 1,2 juta hektare dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, beliau mengingatkan agar tidak lengah dan menekankan bahwa pemantauan LTT harus dilakukan secara harian untuk memastikan tercapainya target swasembada.
Baca Juga, Kilasinformasi : Mentan Amran Ajak Anak Muda Jadi Konglomerat Lewat Sektor Pertanian
Target LTT minimal ditetapkan mencapai 1,6 juta hektare. Mentan Amran menegaskan bahwa keberhasilan mencapai target ini bergantung pada peran aktif semua pihak dalam menjaga ritme tanam. Beliau menambahkan bahwa jika target tidak tercapai, penanggung jawab di lapangan akan menjadi sasaran evaluasi.
Selain itu, Mentan Amran memberikan apresiasi atas lonjakan serapan gabah oleh Bulog yang meningkat hingga 2.000 persen dibandingkan periode sebelumnya. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa capaian produksi saat ini merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Beliau juga menyoroti tindakan tegas terhadap praktik mafia pangan yang telah menyebabkan lebih dari 20 tersangka ditangkap.
Baca Juga, Kilasinformasi: Pengusaha Indonesia di Belanda Siap Perluas Pasar Komoditas Pertanian dan Peternakan ke Eropa
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menambahkan bahwa perhatian Presiden Prabowo terhadap sektor pertanian sangat besar. Beliau sering menerima telepon dari Presiden yang menunjukkan kepedulian terhadap ketahanan pangan dan ketersediaan pangan bagi rakyat, tidak hanya beras tetapi juga komoditas lainnya. Sudaryono menekankan bahwa keberhasilan produksi sangat ditentukan oleh proses sebelumnya, seperti pembibitan, ketersediaan pupuk, dan irigasi yang memadai.
Evaluasi LTT dilakukan setiap hari dan dilaporkan secara nasional. Dalam sebulan terakhir, angka harian menunjukkan tren positif. Dari sisi kesejahteraan petani, harga gabah mengalami peningkatan signifikan. Dulu, harga gabah di tingkat petani hanya Rp5.000 hingga Rp5.500 per kilogram, sekarang sudah di atas Rp6.500. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga terus memantau harga gabah di setiap kabupaten, dengan rata-rata nasional saat ini berada pada kisaran Rp6.520 hingga Rp6.530 per kilogram.
Baca Juga, Kilasinformasi: Pencapaian Luar Biasa Bulog: Serapan Gabah Tahun Ini Meningkat Hingga 2000 Persen
Mentan Amran menegaskan bahwa kegiatan evaluasi ini akan dilakukan secara rutin dan intensif. Setiap penurunan produksi akan direspons dengan pemanggilan penanggung jawab program di daerah. Beliau menekankan bahwa ini adalah tentang kerja nyata, bukan sekadar omong kosong.
Dengan strategi tanam yang lebih ketat, pengawasan berlapis, serta dukungan kebijakan dari pusat, pemerintah optimistis produksi beras 2025 akan melebihi capaian tahun lalu. Hasil evaluasi angkat tetap (ATAP) menunjukkan kenaikan sebesar 60%. BPS juga mencatat produksi beras dalam empat bulan tahun ini mencapai 16,5 juta ton, tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Sumber: Kementrian Pertanian


