Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah diperingati secara khidmat di Pesantren Ma’rifatullah, Sleman. Tak sekadar seremoni, acara ini sarat makna dengan santunan yatim-dhuafa dan ceramah inspiratif dari berbagai tokoh lintas agama.
Kilasinformasi.com, SLEMAN — Momen Tahun Baru Islam 1447 H dimaknai secara mendalam oleh Pesantren Ma’rifatullah Kiwari, Banaran, Minggir, Sleman. Acara yang digelar pada 10 Muharram tersebut diisi dengan pengajian, santunan anak yatim dan dhuafa, serta tausiyah dari tokoh agama lintas iman.
Ketua panitia, Supriadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan Tahun Baru Hijriyah ini bukan sekadar perayaan, namun menjadi sarana perenungan dan penyemangat untuk memperbaiki diri. Ia juga mengajak semua pihak mendoakan kelancaran pengembangan pesantren dan lahan pangan halalan thayyiban seluas 6.600 m² yang tengah dirintis Yayasan Kiwari.

Sambutan hangat juga datang dari Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto, yang mengapresiasi peran Yayasan Kiwari dalam membina generasi muda melalui pendidikan karakter berbasis pesantren. Ia menyebut sinergi masyarakat dengan lembaga pendidikan keagamaan perlu terus diperkuat.
Tokoh masyarakat H. Kasturi turut memberi inspirasi dengan membagikan kisah nyata dari tokoh nasional seperti atlet voli Megawati hingga wartawan Mohammad Tabrani, sebagai motivasi bagi anak-anak untuk tidak menyerah oleh keterbatasan.
Menariknya, acara ini juga dihadiri oleh tokoh lintas agama, Dr. Yusuf Langke, seorang pendeta yang menyatakan dukungannya terhadap pendekatan pendidikan holistik di pesantren. Ia menekankan pentingnya keteladanan di rumah, sekolah, dan lingkungan dalam membentuk karakter anak-anak.
Puncak acara diisi dengan ceramah oleh K.H. Habibullah, yang mengangkat makna 10 Muharram sebagai hari penuh sejarah dan kemenangan dalam Islam. Ia menyampaikan tiga pesan utama: pentingnya wakaf dan amal jariah, kewaspadaan terhadap godaan setan, serta kekuatan doa dan istiqomah di awal tahun baru ini.
Baca Juga, Kilasinformasi: Bakti Sosial Komunitas Atap Teduh di Pondok Pesantren Ma’rifatullah Yayasan Kiwari Sleman Yogyakarta
“Jangan hanya semangat di awal, tapi harus kuat sampai akhir. Hidup penuh ujian, tapi yang istiqomah pasti ditolong Allah,” pesan KH. Habibullah yang disambut haru para hadirin.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama, penuh harapan agar tahun baru Hijriyah ini menjadi titik tolak untuk memperbanyak amal baik dan memperkuat solidaritas sosial di tengah masyarakat.(Ari gan)


