Close Menu
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
Jumat, November 14
Facebook X (Twitter) Instagram
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
You are at:Beranda » “Pulang ke Dalam Diri”: Ruang Pemulihan Jiwa untuk Masyarakat Lebih Tangguh
Daerah

“Pulang ke Dalam Diri”: Ruang Pemulihan Jiwa untuk Masyarakat Lebih Tangguh

KilasInformasiBy KilasInformasiApril 18, 202503 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
“Pulang ke Dalam Diri”: Ruang Pemulihan Jiwa untuk Masyarakat yang Lebih Tangguh. Foto: Dok Sekolah Merdeka Indonesia Yogyakarta
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Kilasinformasi.com, Sleman, – Di tengah ritme hidup modern yang kian cepat dan sering kali menekan, kebutuhan akan ruang pemulihan menjadi sangat relevan. Menjawab keresahan itu, hadir sebuah inisiatif inspiratif bertajuk “Pulang ke Dalam Diri”, sebuah workshop self-healing yang akan digelar pada awal Mei 2025 di Pendopo Satuati, Sleman, Yogyakarta.

Program ini merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin antara HP Management, Sekolah Merdeka Yogyakarta, dan seniman batik lukis Tamansari. Tiga tokoh utama di balik gerakan ini adalah Pulung W. Pinto dan Haryadi Baskoro dari HP Management, Sumiyar Mahanani dari Sekolah Merdeka, serta Lek Iwon sebagai pembatik yang akan membimbing proses artistik dalam sesi terapi membatik.

“Pulang ke Dalam Diri” lebih dari sekadar pelatihan pengembangan pribadi. Ia adalah ruang aman untuk merefleksi dan menyembuhkan. Lewat pendekatan psikologi modern dan praktik mindfulness, peserta diajak untuk menyelami emosi terdalam, melepaskan beban masa lalu, dan membangun kembali koneksi sehat dengan diri mereka sendiri.

Lek Iwon dan team bersama Dr. Haryadi Baskoro membatik di Kedai Satuati Foto Herman

Yang membuat program ini unik adalah penyatuan pendekatan psikologis dengan seni tradisional. Membatik, dalam hal ini, bukan hanya menjadi kegiatan kreatif, melainkan juga sarana meditatif. Setiap goresan malam di atas kain adalah simbol dari proses dialog batin, ekspresi luka, dan upaya menyembuhkannya.

Baca Juga, Kilasinformasi: Gerakan Kebangsaan Indonesia Terang Resmi Diluncurkan

Tujuan utama workshop ini adalah membangkitkan keutuhan jiwa. Manusia yang telah berdamai dengan dirinya akan mampu memimpin, berelasi, dan berkarya dengan cara yang lebih sehat. Mereka tidak lagi digerakkan oleh luka, tapi oleh cinta dan kesadaran. Ini penting dalam membentuk masyarakat yang lebih bijak, empatik, dan saling menguatkan.

Manfaat konkret dari proses pemulihan ini mencakup:

  • Stabilitas emosional dalam menghadapi tekanan hidup

  • Kejernihan berpikir untuk membuat keputusan yang tepat

  • Produktivitas dan kreativitas yang meningkat

  • Motivasi untuk hidup lebih bermakna

  • Potensi memutus mata rantai trauma antar generasi

  • Kontribusi pada bangsa yang lebih sehat, dimulai dari individu yang utuh

Pulung W. Pinto, Founder HP Management, menekankan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial.

“Kami percaya bahwa kesuksesan sejati berangkat dari keutuhan batin,” ujarnya.

Workshop ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal menciptakan pemimpin masa depan yang sehat secara emosional.

Baca Juga, Kilasinformasi: Menjelang Peluncuran Resmi, GKIT Gencar Gaungkan Semangat Kebangsaan lewat Kolaborasi

Sementara itu, Haryadi Baskoro melihat Yogyakarta sebagai tempat yang selaras dengan semangat program ini.

“Kota ini menyimpan energi budaya yang menyembuhkan, sangat cocok menjadi ruang refleksi dan pembaruan diri,” ungkapnya.

Sumiyar Mahanani menambahkan bahwa self-healing bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan dasar. “Individu yang pulih akan menjadi pribadi yang lebih sadar, tenang, dan penuh cinta tanpa syarat,” katanya.

Sedangkan Lek Iwon menyebut membatik sebagai bentuk percakapan batin yang dapat menyembuhkan jiwa.

“Pulang ke Dalam Diri” terbuka untuk siapa saja : pejabat, pemimpin, guru, profesional, atau siapa pun yang merasa perlu mengambil jeda untuk menyapa kembali dirinya. Sebuah langkah kecil, namun berdampak besar, karena ketika individu pulih, masyarakat ikut tumbuh, dan bangsa pun menjadi lebih kuat.(Herman)

batik dan mindfulness indonesia pulih Kesehatan Mental keutuhan jiwa lek iwon pelatihan batin pemulihan psikologis pengembangan diri pulung w. pinto refleksi diri self healing sumiyar mahanani workshop self healing Yogyakarta
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
KilasInformasi
  • Website

Berita Terkait

Menkes Budi: 84 Juta Anak Indonesia Penentu Masa Depan, Generasi Sehat Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

November 13, 2025

Wamen PUPR Tinjau Rumah Pompa Semarang, Dukung Solusi Terpadu Atasi Banjir Pantura

November 13, 2025

Semangat Literasi! Pemkot Semarang Luncurkan Antologi Cerpen dan Siapkan Langkah ke Dunia Film

November 13, 2025
Berita Terbaru

Pelatih Persik Kediri Dukung Wigi Pratama dan Rifki Ray Tembus Timnas U23: Harus Manfaatkan Kesempatan Emas!

November 13, 2025 Berita Unggulan

Batik Tenun Gedog Tuban Resmi Kantongi Sertifikat Indikasi Geografis, Kado Istimewa di Hari Jadi ke-732

November 13, 2025 Berita Unggulan

Bupati Agam Ajak ASN dan Warga Jadi “Pahlawan Pajak” untuk Perkuat Keuangan Daerah

November 13, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
© 2019 Kilas Informasi - All Right Reserved.
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.