Kilasinformasi.com, 10 April 2025, – – Dalam semangat kebersamaan yang mengiringi Idulfitri 1446 H, Bupati Sleman, Harda Kiswaya, memanfaatkan momentum lebaran dengan melakukan safari syawalan ke sejumlah komunitas dan organisasi masyarakat pada Kamis (10/4). Kegiatan ini bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat di berbagai lini.
Agenda syawalan dimulai di Pendopo DPRD Sleman, tempat berlangsungnya acara syawalan bersama HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini). Di sini, Bupati menyapa para pendidik yang memiliki peran vital dalam membentuk karakter generasi sejak dini. Harda menggarisbawahi pentingnya peran guru PAUD dalam meletakkan fondasi pendidikan yang kuat di Sleman.

Tak berhenti di situ, rombongan Bupati melanjutkan kunjungan ke Kalurahan Pondokrejo, Tempel, untuk bersilaturahmi langsung dengan warga. Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Harda mengajak masyarakat untuk terus menjaga semangat gotong royong yang menjadi ciri khas kehidupan sosial di Sleman.
Syawalan terakhir dilakukan bersama para pendidik yang tergabung dalam PGRI Cabang Kapanewon Turi. Bertempat di Kantor Kalurahan Donokerto, kegiatan ini menjadi sarana berbagi gagasan dan semangat baru untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut.
Baca Juga, Kilasinformasi: Silaturahmi Perangkat BUMD dan Mitra Kerja di Pemerintah Kabupaten Sleman DIY
Dalam setiap pertemuan, Harda menyampaikan pesan yang sama: pentingnya menjadikan momen Idulfitri sebagai ajang memperkuat tali silaturahmi dan saling memaafkan. Ia menekankan bahwa pembangunan tidak akan berjalan tanpa dukungan dari seluruh elemen masyarakat.
“Mari kita manfaatkan momen Syawal ini untuk saling memaafkan dan memperkuat sinergi. Kita tingkatkan kerja sama dan kinerja untuk membangun Sleman yang lebih maju,” ujar Bupati.
Lebih lanjut, Harda mengajak setiap organisasi dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan peran dan fungsinya secara optimal. Bagi dia, kontribusi aktif dari masyarakat bukan hanya mendukung roda pemerintahan, tetapi juga bernilai ibadah karena turut membantu menyejahterakan sesama.

Safari syawalan ini menunjukkan wajah pemerintahan yang inklusif dan membumi. Alih-alih hanya menggelar open house di kantor pemerintahan, Harda memilih mendatangi langsung kelompok masyarakat. Strategi ini bukan hanya memperpendek jarak antara pemimpin dan rakyat, tetapi juga membangun komunikasi dua arah yang lebih efektif.
Selain itu, pendekatan seperti ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara langsung, yang kadang tidak tersalurkan melalui jalur birokrasi. Di sisi lain, pemerintah juga dapat memetakan kebutuhan warga secara lebih riil berdasarkan interaksi lapangan.
Baca Juga, Kilasinformasi: Bupati Sleman Buka Musrenbang RKPD 2026
Safari syawalan yang dilakukan Bupati Sleman patut diapresiasi sebagai bentuk kepemimpinan yang mengedepankan pendekatan humanis. Dalam era yang kerap dipenuhi wacana digitalisasi dan transformasi teknologi, pendekatan tatap muka seperti ini justru menghadirkan nuansa yang hangat dan menyentuh sisi emosional masyarakat.
Langkah ini juga selaras dengan filosofi kepemimpinan Jawa: nguwongke (memanusiakan), guyub rukun (hidup rukun dan gotong royong), serta andhap asor (rendah hati). Ketiganya merupakan fondasi penting dalam menjalankan pemerintahan yang berpihak pada rakyat. (Ari Gan)