Pecatur muda Shafira Devi Herfesa lolos ke Piala Dunia Catur 2025 usai tampil gemilang di Asian Zone 3.3 dan raih gelar Woman International Master (WIM).
Kilasinformasi.com,Jakarta — Tak banyak yang menyangka, gadis muda asal Sleman, Shafira Devi Herfesa, akan mencuri perhatian dunia catur internasional. Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, Shafira berhasil mengamankan tiket ke Piala Dunia Catur FIDE Women’s World Cup 2025 yang akan digelar di India. Perjuangannya menuju ajang bergengsi ini bukan hanya soal strategi di papan catur, tapi juga soal ketekunan, semangat, dan determinasi sejak usia dini.
Shafira mulai bermain catur sejak umur tiga tahun. Sang ayah, yang juga mantan atlet catur era 2000-an, menjadi sosok pertama yang memperkenalkannya pada permainan yang menuntut konsentrasi tinggi ini. Sejak saat itu, catur menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Ia mulai rutin mengikuti turnamen sejak duduk di bangku kelas dua SD dan tak butuh waktu lama baginya untuk mulai mendulang prestasi.
Baca Juga, Kilasinformasi: MTsN 1 Jepara Ukir Prestasi di Kresna 2025, Bersiap Bawa Inovasi ke Korea Selatan
Puncak pencapaiannya sejauh ini datang pada turnamen Asian Zone 3.3 Chess Championship 2025 yang digelar di Ulaanbaatar, Mongolia, pada 22 April hingga 2 Mei lalu. Di antara enam pecatur Indonesia yang bertanding (empat pria dan dua wanita), Shafira tampil sebagai kejutan. Meski tak memiliki gelar internasional saat itu, ia mampu menembus tiga besar dan lolos ke Piala Dunia.
Yang membuat kemenangannya semakin mengesankan adalah lawan-lawan yang berhasil ditaklukkannya. Di babak akhir, ia sukses mengalahkan Woman Grandmaster (WGM) Turmunkh Munkhzul dari Mongolia. Dengan total perolehan 7 poin dari 9 babak, Shafira mampu unggul atas pecatur berpengalaman lainnya seperti WGM Janelle Mae Frayna dari Filipina dan WCM Bayasgalan dari Mongolia. Kemenangan itu bukan hanya membawanya ke Piala Dunia, tapi juga menganugerahi Shafira gelar Woman International Master (WIM).
“Sebelum babak terakhir, saya masih di posisi keempat. Saya harus menang melawan yang peringkat satu, dan berharap peringkat dua kalah. Alhamdulillah, semua berjalan sesuai harapan dan akhirnya saya berhasil finis di tiga besar,” ujar Shafira dengan senyum bangga saat ditemui di JAPFA Fide Rated International Chess Tournament 2025 di Jakarta.
Baca Juga, Kilasinformasi: Aini Zahra, Siswi Madrasah Berprestasi yang Membantu Ayah Berjualan Es di Sekolah
Kini, Shafira tercatat sebagai anggota pelatnas junior catur sejak Agustus 2023 dan masih melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Depok, Sleman, Yogyakarta. Perjalanan panjangnya dari turnamen tingkat kecamatan hingga pelatnas menunjukkan bahwa bakat bisa berkembang pesat jika ditopang dengan kerja keras dan dukungan keluarga.
Ketua Umum PB Percasi, Utut Adianto, menyambut gembira pencapaian Shafira. Ia menilai, keberhasilan ini menjadi indikator positif bahwa proses regenerasi atlet catur di Indonesia berjalan sesuai harapan.
“Regenerasi kita sudah on the track. Lahirnya Shafira sebagai juara zona Asia adalah bukti nyata. Sebelumnya hanya Irene Kharisma dan Medina yang berhasil mencapai titik ini. Kini, Shafira menjadi harapan baru,” ujar Utut.
Keberhasilan Shafira menjadi bukti nyata bahwa pembinaan olahraga sejak usia dini, jika dilakukan dengan konsisten dan didukung sistem yang baik, dapat menghasilkan atlet berkelas dunia. Catur, sebagai cabang olahraga yang mengasah kecerdasan dan strategi, kini kembali mendapatkan perhatian berkat talenta-talenta muda seperti Shafira.
Baca Juga, Kilasinformasi: Aini Zahra, Siswi Madrasah Berprestasi yang Membantu Ayah Berjualan Es di Sekolah
Menariknya, dalam konteks kompetisi internasional, Shafira menunjukkan bahwa keterbatasan bukan halangan. Meski datang tanpa gelar internasional, ia mampu mengalahkan pecatur-pecatur dengan reputasi tinggi. Ini bisa menjadi cermin bahwa semangat dan strategi yang tepat bisa menjungkirbalikkan prediksi apa pun.
Dengan keikutsertaannya di FIDE Women’s World Cup 2025, Shafira tak hanya membawa nama Indonesia, tapi juga harapan generasi muda untuk terus berkarya di panggung dunia. Kini, tugas berikutnya adalah menjaga konsistensi dan terus mengasah kemampuannya untuk menghadapi lawan-lawan yang lebih tangguh di kancah global.