RS Grhasia resmikan IGD dual function, perkuat layanan gawat darurat psikiatri dan umum. Diresmikan Sri Sultan HB X untuk tingkatkan pelayanan kesehatan jiwa.
Kilasinformasi.com,Sleman, DIY — Komitmen Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam memperkuat layanan kesehatan jiwa kembali diwujudkan lewat peresmian gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) dual function di RS Grhasia, Tadi Pagi, Kamis (24/4). Gedung ini diresmikan langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Jalan Kaliurang, Pakembinangun, Sleman.
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita, disaksikan oleh jajaran pemerintah termasuk Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Susmiarto. Gedung ini menjadi simbol nyata dari peningkatan kapasitas dan kualitas layanan RS Grhasia yang selama ini dikenal sebagai rujukan utama untuk kesehatan jiwa di DIY.
Baca Juga, Kilasinformasi: Gubernur DIY Serahkan 222 Serat Palilah, Berikan Kepastian Hukum Pemanfaatan Sultan Ground
Dalam sambutannya, Sri Sultan menggarisbawahi pentingnya layanan kesehatan jiwa yang cepat, tanggap, serta menghormati martabat pasien. Ia menyebut, IGD dengan fungsi ganda ini merupakan terobosan strategis untuk menjawab kebutuhan zaman yang semakin kompleks, khususnya dalam menangani kondisi kegawatdaruratan psikiatri maupun umum.
“RS Grhasia telah menunjukkan rekam jejak kuat dalam menangani gangguan kejiwaan secara holistik—mulai dari pendekatan medis, psikologis, hingga sosial. Kehadiran IGD ini mempertegas posisinya sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan jiwa,” ungkap Sri Sultan.
Pemda DIY sendiri berkomitmen untuk terus memperkuat sistem layanan kesehatan berbasis kolaborasi, pencegahan, dan nilai-nilai kemanusiaan. Peningkatan ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang, khususnya dalam pelayanan yang inklusif dan profesional.

Hal senada disampaikan Bupati Sleman melalui sambutan Sekda Susmiarto. Ia menilai bahwa gedung IGD dual function ini sangat mendukung visi Pemkab Sleman dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil makmur, lestari, dan berkeadaban. Keberadaan fasilitas ini juga menjangkau masyarakat Sleman bagian utara yang selama ini mungkin mengalami keterbatasan akses terhadap layanan darurat kesehatan.
“Pelayanan yang diberikan RS Grhasia kini lebih dekat dan lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat. Ini merupakan langkah besar dalam menyediakan layanan yang tidak hanya responsif, tapi juga progresif,” ujar Susmiarto.
Keunikan dari IGD baru ini terletak pada konsep dual function yang memisahkan alur pelayanan secara jelas. Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie, menjelaskan bahwa pelayanan gawat darurat psikiatri dan umum dibuat berbeda sejak pintu masuk. Pasien psikiatri akan masuk melalui pintu barat, sementara pasien umum menggunakan pintu selatan.
“Standar prosedur operasional dan peralatan medis pun dibedakan sesuai dengan jenis pelayanan. Ini agar efektivitas dan keamanan tetap terjaga sesuai kebutuhan pasien,” kata Pembajun.
Dengan kapasitas baru dan sistem pelayanan yang lebih tertata, RS Grhasia diharapkan bisa menjawab tantangan layanan kesehatan jiwa di era modern. Fasilitas ini tidak hanya memperluas jangkauan layanan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat DIY secara menyeluruh. (Ari Gan)


